Senin 09 Jul 2018 17:15 WIB

Bulog akan Jual Beras Kemasan Saset ke Seluruh Indonesia

Penjualan beras kemasan saset dinilai disambut masyarakat.

Rep: Rahayu Subekti / Red: Nur Aini
Beras Karyan kemasan Bulog
Beras Karyan kemasan Bulog

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog sudah melakukan uji coba beras kemasan saset sejak Juni 2018 di beberapa provinsi. Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog Imam Subowo mengharapkan, akhir Juli 2018, seluruh Indonesia bisa memproduksi beras kemasan saset.

Dia mengatakan, perkembangan penjualan beras saset menarik, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang produksinya tinggi. “Bahkan, kita secara bertahap mungkin minggu ketiga Juli ini seluruh Indonesia bisa produksi (beras kemasan saset),” kata Imam di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin (9/7).

Tak hanya di Pulau Jawa, menurut Imam, Sulawesi Selatan juga sudah memproduksi beras kemasan saset. Artinya, kata dia, tanggapan masyarakat mengenai beras kemasan saset tersebut cukup bagus.

Selama uji coba sejak Juni 2018, total beras saset yang sudah disalurkan di Jawa Barat menurutnya mencapai 11 ton dan Jawa Timur sekira 8 ton. “Tapi, angka ini baru bulan kemarin ya, bukan minggu ini. Artinya, permintaan terus bergerak,” tutur Imam.

Imam mengharapkan, dengan adanya penjualan beras kemasan saset tersebut, bisa sesuai dengan tujuan Bulog untuk memenuhi ketersediaan. Imam menegaskan, Bulog tidak memasang target berlebih, tetapi hanya ingin masyarakat mudah untuk mendapatkan beras di mana-mana.

Pengenalan beras kemasan saset sudah dilakukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Sulawesi Selatan. Alokasi yang diberikan dalam masa pengenalan sebanyak 15 ton untuk Jawa Barat dan sekitar 10 ton untuk masing-masing provinsi lainnya.

Beras saset memiliki berat 200 gram setiap kemasannya dan dapat dijual di warung-warung kecil dan Rumah Pangan Kita (RPK). Masyarakat bisa membeli beras kemasan tersebut dengan harga Rp 2.500 setiap sasetnya.

Baca: Ikatan Pedagang Pasar Ungkap Penyebab Kenaikan Harga Pangan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement