Senin 09 Jul 2018 15:22 WIB

Harga Telur Mahal, Konsumen Urung Beli

Di Kota Bandung, harga telur mencapai Rp 27.500 per kilogram.

Rep: Djoko Suceno./ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket, di Kota Bandung, Rabu (20/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengunjung memilih telur ayam di sebuah supermarket, di Kota Bandung, Rabu (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga telur ayam terus merangkak naik. Hingga Senin (9/7) ini harga telur menembus Rp 27.500 per kilogram (kg) di tingkat pengecer. Sedangkan, pembelian di atas 15 kg harganya Rp 26 ribu per kg.

"Konsumen pada mengeluh, spalagi ibu-ibu," kata Yudi (40 tahun) pedagang ayam telur di Jl Cikutra, Kota Bandung kepada Republika.co.id.

Menurut Yudi, kenaikan harga telur tersebut sudah berlangsung lebih dari sepekan. Ia mengatakan, kenaikan telur tersebut bisa terjadi dua kali dalam sehari. 

Sebelum lebaran, kata dia, harga sempat mencapai Rp 25 ribu per kg. Namun, beberapa pekan setelah Lebaran harga kembali kembali turun hingga mencapai Rp 22 ribu per kg. 

Namun hal tersebut tak berlangsung lama dan merangkak mulai Rp 26 ribu, hingga sekarang mencapai Rp 27.500 per kg. "Banyak konsumen yang nggak jadi beli," katanya.

Baca juga, Menteri Perdagangan Bantah Harga Telur Melambung

Yudi mengungkapkan, telur yang dijualnya berasal dari Blitar. Ia tak menjual telur dari peternak di wilayah Jabar maupun Jateng dengan alasan kualitas dan harga. 

Menurut dia, kenaikan harga telur tersebut lantaran para peternak tengah mengganti ayam-ayam yang sudah tidak produktif. "Katanya lagi ganti ayam yang sudah tidak produktif. Jadi dampaknya ke produksi telur yang turun karena jumlah ayam berkurang," ujar dia.

Berdasarkan pengalamannya, sambung Yudi, pergantian ayam dari yang tua ke muda akan berlangsung dalam beberapa bulan. Dampaknya, kata dia, harga telur pun akan sangat terpengaruh. "Kalau berdasarkan pengalaman, kondisi seperti itu berlangsung sekitar empat bulan, mudah-mudahan tidak lama," lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement