Senin 09 Jul 2018 14:51 WIB

Pemerintah Berharap Elpiji 3 Kg Nonsubsidi Jadi Alternatif

Masyarakat yang mampu diimbau tak membeli gas elpiji melon.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Uji Coba Pasar Bright Gas. VP Domestic Gas Kusnendar, Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid, Direktur Utama Pertamina Retail Sofyan Yusuf, dan GM MOR III Erry Widiastono memperkenalkan  produk elpiji tigakilogram (kg) non subsidi saat uji coba pasar di SPBU Coco di Jakarta, Selasa (3/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Uji Coba Pasar Bright Gas. VP Domestic Gas Kusnendar, Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid, Direktur Utama Pertamina Retail Sofyan Yusuf, dan GM MOR III Erry Widiastono memperkenalkan produk elpiji tigakilogram (kg) non subsidi saat uji coba pasar di SPBU Coco di Jakarta, Selasa (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto berharap elpiji tiga kilogram nonsubsidi yang dikeluarkan Pertamina bisa menjadi alternatif masyarakat. Sehingga, penggunaan elpiji subsidi (gas melon) bisa tepat sasaran.

Djoko menjelaskan, jika selama ini para masyarakat mampu membeli gas melon karena alasan lebih praktis dan kecil, harapannya dengan adanya gas elpiji tiga kilogram nonsubsidi bisa memenuhi kebutuhan mereka.

"Jadi, yang mampu gak usah beli yang ijo (bersubsidi). Ini juga menjadi salah satu cara mengendalikan gas melon bisa tetap dikonsumsi oleh yang membutuhkan," ujar Djoko di Gedung DPR, Senin (9/7).

Djoko menjelaskan hingga kini pemerintah dan Pertamina sedang mencari cara untuk mendistribusikan gas melon. Ia mengatakan, ada beberapa opsi seperti BLT, memakai kartu miskin, ataupun barcode yang menjadi salah satu opsi distribusi tertutup.

"Tapi ini masih dikaji, gimana caranya. Ini kan mekanismenya perlu verifikasi dan penyesuaian data lagi," ujar Djoko.

Baca juga, 5.000 Tabung Elpiji Tiga Kilogram Nonsubsidi Diuji Pasar.

Djoko menjelaskan, dalam waktu dekat uji coba distribusi tertutup ini akan dilakukan.  Uji coba bisa dilakukan di daerah kepulauan seperti Batam dan Bali.

"Kalau ada yang nonsubsidi diharapkan pertumbuhannya, orang miskin kan berkurang kan, nah ini bisa mencegah orang yang gak berhak supaya gak subsidi ini," ujar Djoko.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mulai 1 Juli 2018 melakukan uji coba penjualan LPG tiga kilogram nonsubsidi Bright Gas. Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid mengungkapkan, ada peluang market dalam penjualan LPG nonsubsidi.

“Ini diluncurkan untuk mengambil posisi market dimana ada pelanggan yang perlu tiga kilogram nonsubsidi karena mereka mampu yang sebelumnya belum kita siapkan. Kita melihat ada nice market di situ,” kata Khamid di Fairmount Hotel Jakarta, Rabu (4/7).

Untuk itu, kata dia, Pertamina melakukan uji coba menjual LPG tiga kilogram nonsubsidi sebanyak lima ribu unit. Total LPG nonsubsidi tersebut disebar sebanyak 3.500 unit di Jakarta dan 1.500 unit di Surabaya.

Khamid memastikan pertamina menargetkan penjualan gas nonsubsidi tersebut di lokasi-lokasi elite tapi juga membutuhkan. “Ya, itu pasti seperti di apartemen dan mal-mal. Lalu kemarin distribusi di tujuh apartmen, nanti kita lihat respons nya, kalau bagus ya kita tambah,” ujar Khamid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement