Ahad 08 Jul 2018 18:05 WIB

Pengamat: Beras Saset Kurang Efisien

Praktik 'sasetan' telah terjadi sehari-hari di toko kelontong

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Beras
Foto: Youtube
Beras

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beras saset atau kemasan kecil yang dikeluarkan Perum Bulog mulai diujicoba. Namun, beras saset ini dinilai kurang efisien.

"Dengan kemasan kecil itu bakal membuat biayanya tinggi baik untuk keperluan kemasan maupun distribusinya," ujar Pengamat Pertanian Khudori, Ahad (8/7).

Beras ukuran 200 gram tersebut diakui Khudori bisa dibeli masyarakat dengan harga Rp 2.500 per saset. Beras bisa segera dimasak untuk kemudian dikonsumsi sekitar tiga hingga empat orang. 

Itu artinya, ia melanjutkan, beras saset memudahkan warga berdaya beli rendah untuk mengakses beras. Namun dalam praktik sehari-hari, warga miskin sudah mengakses membeli beras di toko kelontong dalam bentuk literan, bukan kiloan. 

Baca juga, Bulog: Beras Saset Disambut Baik

"Memang ada yang jual dan beli kiloan. Tapi toko kelontong juga melayani pembelian literan," ujarnya.

Pembelian paling kecil adalah setengah liter atau sekitar 350 gram. Dengan harga beras Rp 8.500 per liter, berarti maayarakat harus merogoh kocek sebesar Rp 4.259 untuk setengah liter beras. 

"Jadi, dalam praktik sehari-hari itu sudah terjadi. Bukan hal baru," katanya. Menurutnya, ada pertanyaan terpenting dari rencana tersebut yaitu bagaimana distribusi beras akan dilakukan agar tidak mahal. 

Ia menilai, pemerintah sudah memiliki banyak skema bantuan agar konsumsi dan gizi mereka tetap terjaga baik. Salah satunya, bantuan pangan nontunai dan bantuan sosial beras sejahtera (rastra). Jika bantuan ini disalurkan sesuai jadwal, warga miskin sudah cukup terbantu dalam memenuhi karbohidrat sekitar 30 hingga 40 persen 

"Jika semua uang bantuan pangan nontunai dibelikan beras," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement