Kamis 05 Jul 2018 15:42 WIB

Jurnal ID Perluas Jangkauan ke DIY dan Jawa Tengah

Sejak 2014, sudah ada 80 ribu pengguna yang tervalidasi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Co-Founder dan COO Jurnal ID, Anthony Kosasih, saat temu media di Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Co-Founder dan COO Jurnal ID, Anthony Kosasih, saat temu media di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Perangkat lunak akutansi, Jurnal ID, terus melebarkan jangkauannya di Indonesia. Setelah cukup sukses di sejumlah kota besar, Jurnal ID kini tengah mencoba membuka jangkauannya di DIY dan Jawa Tengah.

Jurnal ID tampil berbeda karena merupakan perangkat lunak yang tidak perlu diinstall dan penggunanya tinggal melakukan log-in. Jurnal ID menghilangkan semua kekurangan perangkat akuntan selama ini dan mengurus semua kebutuhkan pembukuan.

Salah satu kelemahan perangkat akuntan selama ini karena sebagian besar dipegang seorang akuntan. Itu sekaligus menjadi misi pertama Jurnal ID yang mencoba membuat perangkat akuntan mudah digunakan.

Jurnal ID turut mengotomasi banyak pekerjaan akunting, termasuk yang selama ini cukup mendasar yaitu memasukkan data. Sebab, mengandalkan konektivitas, pengguna Jurnal ID tidak perlu repot-repot memasukkan data.

Itu dikarenakan Jurnal ID telah terhubung dengan sistem-sistem mitra, misalnya bank-bank yang sekaligus membuat data-datanya tervalidasi. Jurnal ID turut menghubungkan pemilik usaha dengan pakar-pakar.

"Jadi Jurnal ID ini sebagai platform, bukan sekadar software," kata Co-Founder dan COO Jurnal ID, Anthony Kosasih, saat temu media di Yogyakarta, Rabu (4/7).

Sejumlah kelebihan Jurnal ID dibandingkan perangkat lunak akuntan tradisional tidak lain karena basisnya cloud, bukan sekadar desktop. Artinya, back up data terjadi secara otomatis, yang pembaruan-pembaruannya tentu akan berkala.

Jurnal ID memiliki tiga kategori seperti starter dengan harga Rp 149 ribu per bulan dan satu pengguna, pro seharga Rp 279 ribu per bulan dengan tiga pengguna, dan enterprise seharga Rp 399 ribu dengan lima pengguna.

"Kita turut memudahkan penggunanya untuk mencetak invoice-invoice atau laporan-laporan keuangan karena tinggal klik, tidak perlu isi ini itu ini itu sudah jadi," ujar Anthony.

Saat ini, Jurnal ID sudah memiliki 200an mitra seluruh Indonesia, serta sekitar 40 ada di DIY dan Jawa Tengah. Sejak 2014, sudah ada 80 ribu pengguna yang tervalidasi, dan 50 ribu perusahaan yang memakai Jurnal ID.

Sebagian besar pengguna justru berasal dari usaha-usaha menengah kecil, seperti bisnis-bisnis daring dan agensi-agensi kecil. Sedangkan, untuk keamanan data Jurnal ID sudah mengantongi ISO 27001.

Pelebaran jangkauan ke DIY dan Jawa Tengah sendiri akan dilakukan dengan banyak cara, termasuk menggandeng dirjen-dirjen pajak memberikan pelatihan. Rencananya, pelatihan akan dilakukan dengan format seharian atau delapan jam belajar pembukuan.

Berawal dari Jakarta, Jurnal ID telah mampu menjangkau kota-kota besar seperti Medan, Surabaya, Bandung, dan Bali. Karenanya, Anthony mengaku optimistis pelebaran jangakauan di DIY dan Jawa Tengah akan mendapatkan kesuksesan yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement