REPUBLIKA.CO.ID, BREBES -- Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pembangunan alat penyimpanan bawang dengan teknologi pendingin, pengontrol RH, Co2, N2, dan ethylene atau controlled atmosphere storage (CAS) adalah sarana antisipasi permainan kartel. Pasalnya, kartel bisa melakukan monopoli harga.
"Harga komoditi (pangan) memang bisa dikendalikan oleh para kartel yang bisa memonopoli harga. Oleh karena, kita membangun CAS agar kartel tidak terjadi penimbunan komoditi yang berpengaruh terhadap kestabilan harga bawang merah," katanya di Brebes, Jawa Tengah, Rabu (4/7).
Menurut dia, Kabupaten Brebes adalah ikon penghasil bawang merah di Indonesia sehingga hal itu harus dipertahankan sebagai sentral komoditi ini.
Perum Bulog bersama Pemerintah Kabupaten Brebes, kata dia, akan terus berpihak pada petani bawang dengan menyediakan tempat sarana yang baik agar kualitas dan ketersediaan bawang merah dapat dipertahankan.
"Dengan kualitas dan ketersediaan bawang merah ini maka harga dapat stabil. Selama ini begitu petani panen raya, merekalah yang dirugikan karena harga bawang hanya sampai Rp 7 ribu per kilogram sehingga hal ini akan mematahkan semangat petani, ini tidak boleh," katanya.
Buwas yang didampingi Kepala Divisi Regional Bulog Jateng Mentoba Sugit Tedjo mengatakan, setelah di Kabupaten Brebes, Bulog berencana akan membangun sarana pengawet komoditi lain seperti di Sulawesi, Aceh, Medan, Palembang, dan Riau.
"Nantinya, kita akan bekerja sama dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perekonomian, Menteri Keuangan, dan pemeritah daerah setempat. Hitung-hitungan petani bawang itu punya nilai tambahnya berapa?, umpamanya Rp17 ribu per kilogram maka jika harga turun maka bisa tetap dijual stabil yaitu Rp17 ribu per kilogram sehingga mereka dapat keuntungan," katanya.
Baca juga, Sukabumi Waspadai Peredaran Bawang Merah Palsu.
Kendati demikian, kata dia, kualitas bawang harus bisa tetap terjaga agar konsumen tidak merasa dirugikan. Ia mengatakan, untuk mempertahankan ketahanan pangan di Indonesia, Perum Bulog akan bersinergi dengan pemda agar mewujudkan lahan pertanian yang baik.
"Saat ini memang kita masih dalam ketergantungan impor. Oleh karena, besok kita harus berkembang agar tidak mengimpor lagi bahan pangan dengan memajukan produk komoditi lokal dengan kualitas yang baik serta memasuyarakatkan cinta produk sendiri," katanya.
Selain itu, tambahnya, Bulog telah menyampaikan pada Presiden membuat aturan yang tidak mengubah lahan produktif pertanian.