Kamis 28 Jun 2018 17:24 WIB

Indonesia Pasok 70 Persen Kebutuhan Bahan Pangan Timor Leste

Saat ini 400 perusahaan yang dimiliki WNI beroperasi di Timor Leste

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nidia Zuraya
Kunjungan Kenegaraan Timor Leste. Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Timor Leste Francisco Guterres Lu Olo konferensi pers bersama saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Kunjungan Kenegaraan Timor Leste. Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Timor Leste Francisco Guterres Lu Olo konferensi pers bersama saat kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan Indonesia memasok 70 persen bahan makanan ke Timor Leste. Menurut dia, Indonesia pun merupakan mitra utama Timor Leste, terutama di bidang perdagangan dan investasi.

“Hampir 70 persen pasokan bahan makanan Timor Leste berasal dari Indonesia. 9 BUMN kita, 400 perusahaan yang dimiliki WNI kita beroperasi di Timor Leste,” kata Retno di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/6).

Karena itu, kata Menlu, Indonesia masih berkomitmen untuk tetap menjadi mitra utama Timor Leste serta membantu pengembangan ekonomi, infrastruktur, energi, dan juga perdagangan. Lebih lanjut, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Francisco Guterres Lu Opo dan Presiden Jokowi siang ini di Istana Kepresidenan Bogor, juga dibahas masalah kewilayahan kedua negara.

Retno menjelaskan, terdapat beberapa garis batas negara baik darat maupun laut yang masih dalam tahap negosiasi. “Jadi darat ada dua segmen yang belum selesai. Kemudian maritim yang ada di utara, tetapi maritim yang ada di utara dimulai kalau yang daratnya sudah selesai,” jelasnya.

Sementara untuk wilayah batas laut di sisi selatan, kata Retno, kedua negara sudah dapat memulai konsultasi bersama. Menurut dia, kedua kepala negara pun menyatakan komitmennya untuk segera melakukan konsultasi batas wilayah perbatasan baik darat maupun laut.

Sementara itu, terkait peningkatan konektivitas kedua negara, Retno mengatakan Perum Damri sudah siap memberikan layanan. Sedangkan, untuk konektivitas melalui udara sudah mulai dibuka jalur penerbangan Kupang-Dili setelah melalui proses negosiasi selama 10 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement