REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Tunisia memulai perundingan Perjanjian Perdagangan Istimewa atau Preferential Trade Agreement (PTA). Perundingan tersebut ditandai dengan ditandatanganinya Pernyataan Bersama Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan Tunisia Omar Behi tentang Peluncuran Negosiasi untuk Perjanjian Perdagangan Istimewa Indonesia-Tunisia di Tunis, Senin (25/6).
Penandatanganan pernyataan bersama tersebut menandai dimulainya perundingan pertama PTA Indonesia-Tunisia yang dilaksanakan selama dua hari pada 25-26 Juni 2018. Penandatanganan pernyataan bersama oleh kedua menteri menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia dan Tunisia untuk mendorong peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara.
"Dengan adanya PTA antara Indonesia dan Tunisia diharapkan volume perdagangan kedua negara dapat meningkat secara signifikan," ujar Kedutaan Besar Republik Indonesia Tunis dalam keterangan pers tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (28/6).
Nilai perdagangan bilateral RI-Tunisia pada 2017 mencapai 87,96 juta dolar AS, naik dari nilai sebelumnya pada 2016 yang hanya mencapai 60,74 juta dolar AS. Perundingan PTA itu merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian kunjungan kerja Menteri Perdagangan RI ke Tunisia pada 24-26 Juni 2018.