Rabu 27 Jun 2018 11:55 WIB

Pilkada tak Pengaruhi Pergerakan IHSG

IHSG pada Rabu pagi dibuka pada zona hijau.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pagi ini, (27/6). Penguatannya sebesar 0,12 persen atau 6,94 poin di level 5.832,58.
Indeks saham terus bertahan di zona hijau. Pada pukul 10.05 WIB, IHSG naik 0,46 persen atau 26,65 poin ke posisi 5.852,3.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memperkirakan, sentimen dari Pilkada serentak tidak terlalu berimplikasi pada keputusan para investor.

"Aksi jual investor asing di bursa saham masih berlanjut. Meski net sales per hari mulai turun menjadi Rp 453 miliar pada sesi perdagangan kemarin," ujar Bhima saat dihubungi Republika.co.id, Rabu, (27/6).

Ia menambahkan, keamanan selama Pilkada menjadi kunci kepercayaan diri para pelaku pasar. Maka, menurutnya, IHSG hari ini akan bergerak mix dengan kecenderungan ditutup melemah di level 5.800 sampai 5.820.

Sementara pasar spot rupiah para Rabu ini tutup. Kurs tengah Bank Indonesia JISDOR Bank Indonesia, masih memakai data penutupan pada Selasa yakni di level Rp 14.163.

Menurut Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pergerakan Rupiah kembali melemah di tengah sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Pergerakan dolar AS yang kembali menguat seiring sikap pelaku pasar yang masih khawatir akan potensi terjadinya perang dagang AS-Cina.

Baca juga, Rupiah Kembali Melemah, Ini Penjelasan Sri Mulyani.

Pernyataan dari Menkeu, Sri Mulyani, terkait proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua dapat mencapai 5,2 persen lebih baik dari periode kuartal pertama sebesar 5,06 persen, tidak juga berpengaruh besar pada pergerakan Rupiah.

Rupiah dapat berpotensi kembali melemah. Apalagi laju dolar AS masih berpotensi kembali menguat seiring masih adanya kekhawatiran terjadinya perang dagang.

"Meski laju Rupiah berpotensi mengalami pelemahan namun, diharapkan dapat terbatas untuk mencegah pelemahan lebih dalam yang akan membuat pelaku pasar makin khawatir," kata Reza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement