Selasa 26 Jun 2018 20:00 WIB

Pemerintah Kaji Dampak Perang Dagang AS-Cina

Selain mengkaji dampak negatif perang dagang, pemerintah juga mencari peluang baru.

Wakil Presiden Jusuf Kalla
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wakil Presiden Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah tengah mengkaji dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terhadap Indonesia. Perang dagang tersebut akan mulai berlaku pada bulan depan.

"Mulai sekarang, diberi kesempatan menteri perekonomian untuk mengevaluasi apa efek negatif dan positif, kita akan kaji dampaknya untuk menghindari dampak negatif," katanya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa.

Wapres mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat dan China tentu akan berdampak ke Indonesia. Pemerintah pun perlu mengkaji sejauh mana dampaknya bagi perekonomian serta peluang apa yang bisa dimanfaatkan dalam situasi tersebut.

Seperti diberitakan, AS akan mengenakan tarif impor 25 persen untuk 818 produk mulai 6 Juli 2018. AS membidik 1.300 produk dari China senilai 50 miliar dolar AS yang akan dikenakan tarif.

Pengenaan tarif tinggi perdagangan tersebut telah memicu aksi balasan yang juga akan mengakibatkan terjadinya perang dagang antar kedua belah pihak. Hal ini juga akan berdampak terhadap negara-negara lainnya.

Baca juga: BPS: Perang Dagang AS-Cina Belum Berpengaruh ke Indonesia

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perbaikan struktur ekspor nasional menjadi penting untuk mengatasi dampak dari potensi perang dagang yang dilakukan oleh negara maju.

"Kita harus susun kebijakan, baik dari industri atau sumber daya alam untuk perbaiki ekspor kita," kata Darmin Nasution di Jakarta, Kamis.

Menko Perekonomian memastikan Indonesia harus mencari peluang dari perang dagang tersebut dan tidak bisa hanya berpangku tangan agar kinerja perdagangan nasional tidak mengganggu proyeksi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement