REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan kurs rupiah masih terperosok di zona merah. Hingga hari ini, Selasa (26/6), rupiah masih melemah terhadap dolar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), mata uang Garuda itu berada di level Rp 14.163 per dolar AS hari ini. Kemarin, kurs rupiah masih berada di posisi Rp 14.105 per dolar AS.
Pada spot perdagangan mata uang hari ini, rupiah juga ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen di Rp 14.179 per dolar AS. Padahal, tadi pagi sempat dibuka menguat 19 poin atau 0,13 persen di posisi Rp 14.140 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, laju kurs rupiah cenderung berbalik melemah. Hal itu seiring dengan respons negatif atas meningkatnya defisit neraca perdagangan Indonesia yang mencapai 1,52 miliar dolar AS.
Di sisi lain, meski laju mata uang euro terlihat menguat dibandingkan dolar AS, tidak cukup kuat mengangkat rupiah karena sentimen neraca perdagangan tersebut. "Bahkan masih adanya sentimen dari rencana pelonggaran LTV (loan to value) juga tidak cukup kuat mengangkat rupiah," kata Reza di Jakarta, Selasa, (26/6).
Pergerakan rupiah yang melemah, kata dia, diharapkan hanya bersifat sementara untuk merespons masih adanya defisit neraca perdagangan. Masih adanya sejumlah sentimen positif lainnya diharapkan pula dapat menahan pelemahan lebih lanjut.
"Ditambah dengan pergerakan euro yang terapresiasi di atas dolar AS diharapkan juga masih bertahan. Tujuannya untuk membantu kurs rupiah bertahan di zona hijau," kata Reza.