REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan kurs rupiah masih fluktuatif. Sejak kemarin hingga pembukaan spot perdagangan pagi ini, Kamis (21/6), mata uang Indonesia itu belum menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar AS.
Pagi ini, kurs rupiah dibuka melemah 158 poin atau 1,13 persen ke level Rp 14.090 per dolar AS. Hanya saja, sekitar pukul 09.00 WIB, rupiah berbalik menguat 20 poin ke level Rp 13.912 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menilai, pergerakan kurs rupiah masih mendatar. Hal itu tampaknya belum terlalu merespon rencana Bank Indonesia (BI) untuk kembali menaikan tingkat suku bunga acuannya.
Di sisi lain, penguatan dolar AS tertahan pula oleh kenaikan Yuan Cina (CNY). Dengan begitu, otoritas moneter setempat memberikan toleransi atas penguatan CNY tersebut.
"Adanya kebijakan tersebut dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran akan terjadinya perang dagang antara AS dan Cina. Hal itu bisa meningkatkan permintaan akan mata uang," kata Reza di Jakarta, Kamis, (21/6).
Pergerakan nilai tukar rupiah, kata dia, diperkirakan masih cenderung bergerak sideways. Menyusul belum adanya sentimen baru yang dapat membuat pergerakan rupiah secara signifikan.
"Pelaku pasar tampaknya masih dalam posisi wait and see. Pasalnya, pasar mencermati sentimen yang ada," tuturnya.
Hanya saja, ia menegaskan, tetap mewaspadai jika potensi pelemahan kembali terjadi. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp 13.927 per dolar AS dan resisten Rp 13.918 per dolar AS.