Kamis 21 Jun 2018 06:00 WIB

Bandara Kulon Progo Prioritaskan Penerbangan Internasional

Penerbangan dengan pesawat besar dimungkinkan karena landasan pacu dibangun 3.250 m.

Masterplan Bandara Internasional di Kulonprogo
Foto: yogyayes
Masterplan Bandara Internasional di Kulonprogo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Angkasa Pura I berencana memprioritaskan penerbangan internasional dengan pesawat besar pada awal pengoperasian Bandara Internasional Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, April 2019. "Kami merencanakan pengoperasian awal (Bandara Kulon Progo) memprioritaskan untuk penerbangan internasional," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) Faik Fahmi di Bandara Adisujipto, Yogyakarta, Rabu (20/6).

Menurut Faik, penerbangan internasional dengan pesawat-pesawat berbadan besar dari luar negeri langsung menuju Yogyakarta sangat dimungkinkan. Mengingat landasan pacu yang dibangun di Bandara Kulon Progo memiliki panjang 3.250 meter dengan lebar 60 meter.

Penerbangan internasional langsung ke Yogyakarta, kata dia, akan berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara di Yogyakarta. Di samping itu, juga akan berdampak positif terhadap kargo produk-produk ekspor asal Yogyakarta maupun Jawa Tengah.

"Selama ini kargo selalu lewat Bandara Soekarno-Hatta atau Denpasar, Bali. Nanti pengiriman dari Yogyakarta dan Semarang bisa langsung melalui Kulon Progo sehingga akan berkontribusi mendorong daya saing ekspor kita," kata dia.

Meskipun pada April 2019 pembangunan Bandara Kulon Progo diperkirakan belum mencapai 100 persen, ia menargetkan landasan pacu dengan panjang 3.250 meter sudah bisa diselesaikan dengan progres pembangunan apron mencapai 50 persen. Begitu juga terminal 35 hingga 40 persen. "Kalau saat ini (pembangunan Bandara Kulon Progo) sudah masuk ke tahap konstruksi," kata dia.

Ia mengatakan hingga saat ini AP I telah melakukan penawaran penerbangan kepada sejumlah maskapai domestik maupun internasional di bandara tersebut dan hasilnya cukup banyak yang berminat. "Garuda Indonesia tertarik, airline asing juga tertarik karena sebenarnya dari dulu memang banyak permintaan penambahan rute internasional ke Yogyakarta. Cuma masalahnya keterbatasan kapasitas di Bandara Adisutjipto," kata Faik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement