REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kilang Pertamina RU IV cilacap, terus meningkatkan produksi avtur-nya. General Manager Pertamina RU IV Cilacap Djoko Priyono, menyebutkan saat ini produksi avtur dari kilang Cilacap sudah mencapai sekitar 1.500 mb (mega barel) per bulan. "Sebelumnya, produksi avtur hanya sekitar 1.200 Mb. Ada peningkatan sekitar 300 mb," jelasnya, Kamis (7/5).
Bahkan dia menyebutkan, selama beberapa waktu ke depan, produksi bahan bakar pesawat terbang ini akan terus ditingkatkan. Peningkatan produksi avtur ini, dilakukan karena permintaan avtur untuk dunia penerbangan terus naik.
Menurut dia, peningkatan produksi avtur di kilang Pertamina RU IV dilakukan dengan cara mengonversi bahan bakar jenis minyak tanah (keronis). "Menyusul pengurangan secara signifikan produksi kerosin, kilang-kilang Pertamina yang masih memproduksi kerosin akan mengirimkan produknya ke Pertamina RU IV untuk dikonversi menjadi avtur," katanya.
Salah satu kilang yang akan mengirimkan kerosine ke kilang Cilacap, antara lain kerosine yang dihasilkan dari kilang Pertamina RU V Balikpapan. Rencananya, akan ada pengiriman kerosin dalam jumlah yang besar mulai bulan Juli 2018.
"Dengan adanyanya pasokan kerosin dari kilang Balikpapan, kami perkirakan produksi avtur kilang Cilacap bisa ditingkatkan lagi hingga 600 mb sebulan. Dengan demikian, produksi avtur Cilacap bisa mencapai lebih dari 3.000 mb per bulan," katanya.
Dia menyebutkan, kebutuhan avtur dalam negeri, sampai saat ini masih belum bisa dipenuhi seluruhnya dari prodiksi dalam negeri. Sekitar 40 persen kebutuhan avtur, masih dipenuhi dari impor. "Produksi avtur dalam negeri yang paling besar ya di sini (Pertamina RU IV Cilacap). Bahkan kilang Cilacap memasok 50 persen kebutuhan nasional," katanya.
Sementara itu, permintaan avtur saat arus mudik lebaran diperkirakan akan naik.
PT. Pertamina (Persero) memproyeksikan konsumsi avtur mencapai puncaknya pada H-5 dan H+7 Idul Fitri 2018. Meski demikian, langkah kesiapan sudah dilakukan untuk memastikan kelancaran pasokan bahan bakar pesawat tersebut.
Pertamina memperkirakan, kenaikan avtur selama arus mudik 2018 meningkat sekitar 5 persen dari rata-rata normal 15.606 KL per hari menjadi 16.333 KL per hari.
"Pada puncaknya pada H-5 Idul Fitri kami perkirakaan konsumsinya mencapai 17.388 KL per hari, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya pemudik menggunakan pesawat udara selalu melakukan perjalanan mendekati lebaran," jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, beberapa waktu lalu.
Untuk menjaga stok avtur, sejak H-30 Pertamina menambah frekuensi suplai tanker ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) maupun Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). Pertamina juga memastikan kesiapan dan keandalan sarana dan fasilitas di DPPU. Kemudian memastikan kesiapan RAE Supply (Regular, Alternative & Emergency) yang saat ini simulasinya dilakukan di wilayah masing-masing. Terutama untuk DPPU utama jalur mudik baik di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.