Rabu 06 Jun 2018 10:17 WIB

Turki Balas AS Lewat Tarif Impor

Tarif balasan Turki akan mulai berlaku pada 21 Juni 2018.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.
Foto: AP/Lefteris Pitarakis
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, Pemerintah Turki siap memberlakukan tarif balasan untuk produk-produk yang diimpor dari Amerika Serikat (AS). Menurut harian Hurriyet Daily News, tarif balasan ini akan berlaku pada 21 Juni 2018.

Seperti dilansir Xinhua, Rabu (6/6), Pemerintah Turki telah membuat daftar produk-produk impor AS yang akan dikenakan tarif. Pemerintah mencatat terdapat 22 item produk dengan nilai 266,5 juta dolar AS bakal dikenai tarif tambahan.

Produk tersebut antara lain batu bara, kertas, almond, tembakau, kosmetik, peralatan, produk petrokimia, dan beras. Sementara itu, tarif bea cukai tambahan akan dikenakan pada produk wiski sebesar 40 persen dan mobil sebesar 35 persen.

Adapun, pada Maret 2018, Presiden AS Donald Trump mengumumkan untuk memberlakukan tarif 25 persen untuk baja impor dan tarif 10 persen untuk aluminium impor. Hal ini memicu kritik umum dari banyak negara dan menyebabkan gejolak di pasar saham global.

Menteri Ekonomi Turki Nihat Zeybekci telah memperingatkan bahwa negaranya dapat mengambil langkah-langkah balas dendam. Zeybekci juga mengatakan bahwa Turki dan Uni Eropa memutuskan untuk bergerak bersama di platform Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk melawan Amerika Serikat.

Turki adalah produsen baja terbesar kedelapan di dunia dan eksportir baja terbesar ke-6 ke Amerika Serikat setelah Kanada, Brasil, Korea Selatan, Meksiko, dan Rusia.

Sebelumnya, Uni Eropa telah mengajukan proposal untuk meminta pengecualian secara tetap terhadap tarif baja dan aluminium kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS). Namun, para pemimpin Uni Eropa pesimistis bahwa AS akan meloloskan proposal tersebut.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump telah memberikan pembebasan sementara tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa hingga 1 Juni 2018. Komisaris Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom telah berbicara dengan Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross setelah proposal tersebut diajukan.

Baca juga, Uni Eropa Tawar Menawar dengan AS Terkait Tarif Impor.

Berdasarkan pembicaraan, Malmstrom mengatakan, ada sinyal bahwa AS tidak akan memperpanjang pembebasan tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa. "Ada sinyal dari AS bahwa pengecualian tarif tidak akan diperpanjang, jadi mereka akan mengenakan tarif kepada kami pada 1 Juni atau akan ada kebijakan lain, yakni pembatasan," ujar Malmstrom, Rabu (23/5).

Sejauh ini, AS telah memberikan pembebasan tarif permanen kepada Australia, Argentina, Brasil, dan Korea Selatan. Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengatakan, Uni Eropa harus melakukan kontak intensif dengan Washington untuk mencari solusi terkait pembebasan tarif tersebut.

"Ini bukan hanya tentang baja, melainkan tentang masa depan hubungan trans atlantik, kami akan melakukan kontak intensif dengan Amerika Serikat untuk mencari solusi," kata Altmaier.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement