REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI siap memenuhi kebutuhan uang tunai yang meningkat selama Ramadhan 1439 Hijriah dan Lebaran 2018. BNI telah memperhitungkan kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai selama musim Lebaran.
Direktur Teknologi Informasi & Operasi BNI Dadang Setiabudi mengatakan rata-rata kebutuhan uang Rp 13,7 triliun per pekan atau meningkat lima persen dibandingkan realisasi yang sama 2017. "BNI juga akan memenuhi kebutuhan uang tunai yang diperkirakan akan memuncak pada pekan IV atau pada 6–12 Juni 2018 sebesar Rp 19,9 triliun," ujar dia di Jakarta, Senin (4/6).
Dadang menyebutkan, pemenuhan kebutuhan uang tunai itu akan dipasok dari berbagai sumber. BNI akan menyiapkan uang tunai sebesar 67 persen dan dari eksternal yaitu Bank Indonesia dan transaksi uang kartal antarBank, sebesar 33 persen.
Peningkatan jumlah uang tunai yang disediakan BNI ini mempertimbangkan beberapa indikator. Pertama, pertambahan jumlah anjungan tunai mandiri (ATM) dan outlet BNI yang saat ini sudah mencapai 18.104 ATM dan outlet di seluruh Indonesia.
Kedua, mempertimbangkan faktor inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang pascakenaikan bahan bakar minyak. Juga kenaikan inflasi oleh siklus alami selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Selain menaikkan persediaan uang tunai, Dadang menyatakan, BNI juga mengintensifkan pemantauan ATM selama 24 jam melalui pusat pemantauan (BNI Command Center). Setiap kantor wilayah juta memantau ATM di wilayah masing-masing yang didukung tim reaksi cepat untuk menangani setiap gangguan.
"Untuk menjaga dan memastikan ketersediaan uang tunai, ATM BNI akan dipasok ATM Regional Center, perusahaan mitra, dan kantor cabang pengelola," ujar dia.