Senin 04 Jun 2018 13:17 WIB

Petani Ancam Tahan Gabah Jika HET Turun

Harga Pembelian Pemerintah untuk gabah tidak pernah naik selama tiga tahun terakhir.

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Friska Yolanda
Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Santa, Jakarta, Senin (7/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan April 2018 pada level 0,10 persen atau lebih rendah pada bulan sebelumnya yang berada pada level 0,20 persen karena dipengaruhi turunnya harga beras setelah panen raya.
Foto: Prayogi/Republika
Pedagang beras melayani pembeli di Pasar Santa, Jakarta, Senin (7/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan April 2018 pada level 0,10 persen atau lebih rendah pada bulan sebelumnya yang berada pada level 0,20 persen karena dipengaruhi turunnya harga beras setelah panen raya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menolak keras rencana pemerintah yang akan menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dari Rp 9.450 per kilogram menjadi Rp 8.950 per kilogram. Petani mengancam tak akan menjual gabah hasil produksi mereka jika kebijakan itu diterapkan.

"Bentuk perlawanan petani tidak dengan demo, tapi dengan cara menahan gabah," ujar Ketua Umum KTNA Winarno Thohir, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (4/6).

Bagi Winarno, penurunan HET beras medium tidak masuk akal mengingat harga keekonomian beras yang makin tinggi. Ia menjelaskan, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah tidak pernah naik selama tiga tahun terakhir. Sementara, harga jualnya terus ditekan.

Menurut Winarno, dengan HET Rp 9.450 per kilogram saja, petani sebenarnya sudah merasa keberatan. Meski begitu, kebijakan itu masih dapat diterima. 

"Kalau sekarang HET mau diturunkan lagi, kami akan berontak," ucapnya.

Baca juga, Peritel Sudah Turunkan Harga Jual Beras Medium

Berdasarkan hasil rapat koordinasi di tingkat Kementerian Perekonomian, pemerintah memutuskan untuk menurunkan HET beras medium sebesar Rp 500 per kilogram untuk semua wilayah. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, keputusan ini diambil untuk menaikkan daya beli masyarakat.

Ia optimistis, penurunan HET beras medium dapat terealisasi. Sebab, menurut dia, saat ini hampir semua pedagang sudah menjual beras medium di bawah HET.

"Kami sudah kunjungi 34 provinsi. Semua rata-rata menjual di bawah HET. Lalu, stok juga kita sudah siap seandainya diperlukan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement