Senin 04 Jun 2018 12:51 WIB

IHSG Kembali Bertengger di Zona 6.000

Penguatan rupiah dinilai mampu mengangkat IHSG.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menguat jelang siang, Senin, (4/6). Pada akhir perdagangan sesi I, indeks saham pun ditutup menguat 0,78 persen atau 46,62 poin di level 6.030,20.

Sebelumnya pagi tadi, IHSG juga dibuka menguat 0,34 persen atau 20,53 poin di posisi 6.004,12. Dengan begitu, indeks saham kembali ke level 6.000. Sekitar pukul 10.00 WIB, IHSG masih bertengger di zoba hijau. Dengan kenaikan sekitar 0,4 persen ke 6.007.

Penguatan tersebut didukung oleh menguatnya saham-saham berbagai sektor. Saham sektor perbankan misalnya, sampai pukul 12.00, Bank Mandiri (BMRI) terpantau menguat 3,9 persen atau 275 poin ke 7.325. Lalu saham Bank Central Asia (BBCA) naik 0,77 persen atau 175 poin ke 22.875 per lembar saham.

Saham konstruksi pun menghijau seperti saham Semen Indonesia (SMGR) jelang siang naik 200 poin atau 2,38 persen di 8.600. Kemudian United Tractors (UNTR) menguat 2,14 persen atau 750 poin ke 35.800.

Sayangnya, beberapa saham sektor konsumer serta properti terlihat berada di zona merah. Saham Indofood CBP (ICBP) misalnya, turun 1,15 persen atau 100 poin pada akhir perdagangan sesi I. Kemudian saham Summarecon Agung (SMRA) ikut merosot 2,54 persen atau 25 poin ke 960 per lembar saham.

Analis Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, masih adanya sejumlah sentimen positif dari makroekonomi dalam negeri. Terutama penguatan rupiah diharapkan masih dapat bertahan sehingga mampu mengangkat IHSG kembali ke zona hijaunya.

"Hanya saja tetap mewaspadai terhadap sentimen-sentimen. Pasalnya dapat membuat IHSG kembali melemah," tegasnya. 

Ia menambahkan, pelaku pasar juga merespon meredanya kisruh politik di Italia dengan rencana diadakannya pemilu baru dan  pergantian pemerintahan di Spanyol setelah PM Spanyol Mariano Rajoy berhasil digulingkan. "Pergerakan bursa saham Asia mampu berbalik positif seiring penilaian mulai meredanya kisruh politik di Italia," ujar Reza.

Di sisi lain, adanya pertemuan delegasi AS dan Korea Utara juga turut direspon positif. Bursa regional, di antaranya indeks Nikkei naik 290,94 poin ke 22.462,29 indeks Hang Seng naik 341,62 ke 30.834,53, dan Straits Times menguat 20 poin ke posisi 3.447,51.

Pergerakan bursa saham Asia sendiri sebelumnya cenderung variatif setelah pelaku pasar merespon rencana pengenaan tarif impor baja dan logam oleh Presiden Trump terhadap Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement