Jumat 01 Jun 2018 02:17 WIB

Holding Migas Perkuat Bisnis Gas Nasional

NOC menjadi pemain utama bisnis migas.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pertamina
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembentukan perusahaan induk (holding) migas akan mengoptimalkan bisnis gas Indonesia, di antaranya melalui optimalisasi pasokan gas serta peningkatan efisiensi infrastruktur gas, sehingga tercipta harga gas yang kompetitif. Mencontoh holding migas negara lain, integrasi bisnis gas ini bertujuan memperkuat Pertamina Group sebagai induk usaha migas.

Pada 11 April 2018, Pertamina sudah resmi menjadi induk usaha holding BUMN migas. Holding migas tersebut disahkan dengan ditandatanganinya Perjanjian Pengalihan Hak Atas Saham Negara Republik Indonesia pada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dalam rangka Penyertaan Modal Republik Indonesia ke Pertamina. Dengan Akta Pengalihan Saham tersebut, PGN resmi menjadi anak usaha Pertamina.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan, pembentukan holding migas ini akan membuat pengelolaan bisnis gas bumi nasional semakin efektif dan efisien, sehingga meningkatkan nilai bisnis gas secara keseluruhan. "Peningkatan nilai bisnis gas dipicu adanya integrasi bisnis niaga dan infrastruktur gas dari bisnis hulu (upstream), midstream, hingga hilir (downstream)," katanya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (31/5).

Selanjutnya, integrasi juga akan melaksanakan joint marketing and sales, serta peningkatan efektivitas dan efisiensi biaya operasi dan investasi. Selain itu, penguatan struktur permodalan dari peningkatan kapasitas investasi, juga pendekatan terpadu dan terkoordinasi ke regulator.

Adiatma menambahkan, berdasarkan best practice dunia, national oil company (NOC) dijadikan sebagai pemain utama yang mencakup produksi migas, ekspor dan impor, infrastruktur transmisi, serta distribusi dan pemasaran. Hal ini menunjukkan, NOC dibentuk menjadi holding migas untuk memperbesar dan memperkuat pengelolaan migas negaranya tersebut. Sejumlah NOC dunia yang sudah terintegrasi antara lain Petrobras Brasil, PTT Thailand, Petronas Malaysia, Gazprom Rusia, Pemex Meksiko, dan Rosneft Rusia.

Sehingga, menurut Adiatma, pemerintah bisa memantau pasokan dan pengembangan infrastruktur migas untuk memastikan akses migas bagi seluruh konsumen, menjamin ketersediaan migas untuk konsumen pada harga wajar dan penggunaan optimal sumber moneter untuk infrastruktur. "Holding migas di Tanah Air sangat diperlukan karena kebutuhan investasi migas yang besar serta tantangan pasar di masa mendatang. Dengan masuknya PGN dalam jajaran anak perusahaan kami, Pertamina sebagai holding migas dapat mewujudkan cita-cita kedaulatan energi," jelas Adiatma.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement