REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina dan Sonatrach menjalin kerja sama dari hulu hingga hilir. Hal ini ditandai dengan Penandatangan Memmorandum of Understanding (MoU) secara daring pada Senin, (28/6).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan di tengah krisis pandemi Covid-19 perusahaan minyak nasional seperti Sonatrach dan Pertamina harus tetap tangguh dalam memenuhi kepentingan nasional, khususnya dalam menyediakan energi bagi negara.
MoU ini akan mencakup potensi kolaborasi di bidang bisnis hulu dan hilir, seperti pertama eksplorasi dan produksi di Aljazair dan negara lain. Kedua, evaluasi pasokan Smooth Fluid Pertamina (SF-05) sebagai fluida pemboran di operasi hulu Sonatrach.
Ketiga, evaluasi supply dan shipping minyak mentah serta LPG dari Sonatrach ke Pertamina, dan keempat potensi kerja sama lainnya dalam bisnis hilir di Aljazair, dan jasa minyak juga gas.“MoU tersebut juga mencakup potensi kerja sama di bidang energi terbarukan, khususnya solar photovoltaic, serta kegiatan penelitian dan pengembangan. Ke depan, saya sangat berharap kedua tim kerja kita dapat menindaklanjuti kesepakatan ini dengan diskusi atau lokakarya bersama dan menghasilkan kemajuan yang nyata dan menemukan solusi kreatif dalam menghadapi tantangan yang lebih besar ke depan,” ujarnya.
Nicke berharap Sonatrach memberikan dukungan untuk program dan rencana perluasan operasi Pertamina di Aljazair untuk tahun-tahun mendatang.“Saya sangat yakin bahwa nota kesepahaman yang kita tandatangani hari ini akan menjadi pintu untuk mencapai tujuan kita, dan memperkuat hubungan antara dua perusahaan kita yang terhormat, dan yang paling penting, ikatan yang kuat antara Indonesia dan Aljazair,” tuturnya saat memberikan sambutan.
Direktur Utama Sonatrach Hakkar Toufik mengatakan penandatanganan ini merupakan hubungan kerja sama yang baik. Sebab di dalamnya terdapat peluang investasi baru bagi kedua belah pihak.
Sehingga ia berharap dengan MoU ini bisa memperkuat dua perusahaan.“Saya ingin memperkuat hubungan kerja sama dengan Pertamina melalui peluang investasi baru dalam bidang minyak dan gas di Algeria. Kami akan memulai diskusi dengan Pertamina untuk berbagi pengalaman-pengalaman dan memiliki pemahaman yang sejalan dalam isu ini, serta mencari solusi. Kami yakin kedua belah pihak akan sama-sama berusaha untuk memperkuat kerja sama dan mencapai kesepakatan,” tuturnya.