REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menyatakan siap untuk mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO). Kendati begitu, langkah ini baru akan diambil pada 2019 mendatang.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman, mengatakan bahwa sebagai induk dari BSM, Mandiri telah menyiapkan rencana bisnis agar anak usahanya segera melantai di bursa. "Memang arahnya ke sana. BSM sudah siap dan kita promonya sudah bagus, tapi belum di tahun ini," ujar Sulaiman saat ditemui di Plaza Mandiri, Kamis (24/5) malam.
Baca juga, IPO Perkuat Permodalan Bank Syariah
Untuk dapat melantai di bursa, terdapat ketentuan bahwa perbankan harus memiliki return of equity (ROE) minimal 10 persen. ROE merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal sendiri dan menghasilkan laba bersih yang tersedia bagi pemilik atau investor.
Menurut Direktur Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho, saat ini ROE bank masih berada di sekitar tujuh persen sehingga masih butuh banyak persiapan. "Dari induk (Bank Mandiri) rencananya IPO pada akhir 2019 atau awal 2020. Kita harus memastikan kinerja benar-benar firm saat IPO. Kami harapkan pada saat IPO, ROE-nya sudah di atas 10 persen," ujar Ade kepada Republika.
Ade mengatakan, secara umum permodalan bank masih di atas kebutuhan sehingga bank baru membutuhkan tambahan modal pada 2019. Selain persiapan secara internal, BSM juga akan menentukan langkah selanjutnya dengan mengamati sisi eksternal. "Timing-nya setelah pemilu selesai, kita baru masuk ke market," ungkapnya.
BSM menyatakan optimisme pertumbuhan menjelang IPO pada tahun depan. Untuk mendorong market share, BSM akan gencar menjalin sinergi dengan Mandiri Group.
Sebelumnya, BSM bekerja sama dengan Mandiri Tunas Finance (MTF) untuk pembiayaan kendaraan BSM Oto. Ke depan, BSM sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan teknologi finansial (fintech) yang dimodali oleh Mandiri Capital Indonesia (MCI).
"Kita kerja sama dengan MCI. Ada beberapa fintech yang mau kita gunakan untuk mengoptimalkan bisnis kita. Kunci untuk akselerasi ya sinergi dengan induk yang punya kapasitas besar," ujar Ade.