Kamis 24 May 2018 21:59 WIB

Peta Bisnis Halal Indonesia Terbit Tahun Ini

Pembahasan roadmap industri halal Indonesia sudah dimulai.

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Budi Raharjo
Logo halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpampang di pintu masuk salah satu restoran cepat saji di Jakarta, Ahad (16/10).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Logo halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) terpampang di pintu masuk salah satu restoran cepat saji di Jakarta, Ahad (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Salah satu ikhtiar penting untuk membuat peta jalan (roadmap) industri halal Indonesia bakal segera tuntas. Indonesia Halal Lifestyle Center akan menerbitkan roadmap yang akan menjadi pegangan bagi semua pihak yang berkaitan dengan bisnis halal.

Menurut Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) Sapta Nirwandar, roadmap ini merupakan yang kali pertama dibuat oleh para konsultan kaliber internasional. "IHLC menggandeng DinarStandard dan Thomson Reuters untuk bersama-sama melakukan riset dan survei tentang industri halal di Indonesia. Hasil riset ini akan dituangkan menjadi roadmap," kata Sapta Nirwandar kepada Republika, Kamis (24/5).

Kerja sama ini langsung diwujudkan melalui pembahasan perdana mengenai Indonesia Economy Report and Strategy Roadmap dengan tim dari DinarStandard melalui zoom conference call dari Dubai dan New York. Konferensi jarak jauh yang dipimpin CEO DinarStandard Rafiuddin Shiqoh langsung dari kantor pusatnya di New York ini diikuti oleh para pemangku kepentingan di kantor sekretariat IHLC, di Jakarta, Kamis sore.

Dalam telekonferensi ini, Rafiuddin menjelaskan di antaranya mengenai sejumlah metodologi riset yang akan diterbitkan menjadi sebuah laporan bertajuk Indonesia Islamic Economy Report 2018. Laporan ini nantinya akan memuat secara detail penilaian permintaan dan pertumbuhan pasar secara terperinci. "Termasuk peluang dan pertumbuhan pasar halal berdasarkan sektornya, lingkungannya, ekosistem, hingga peta strategi bisnis halal di Indonesia," kata Rafiuddin.

Sapta menambahkan, dengan kickoff meeting pada Kamis sore ini, pembahasan roadmap industri halal Indonesia sudah dimulai. "Kontennya, pembahasan proyeknya, dan juga kira-kira tujuannya seperti apa," jelas mantan wakil menteri Pariwisata RI ini.

Tujuan dari roadmap ini tak lain untuk memberikan panduan bagi industri halal nasional agar bisa tumbuh secara signifikan dan juga bisa bersaing secara kompetitif dengan pemain hala global. Sapta berharap roadmap ini sudah bisa selesai pada Agustus 2018. "Soft launching akan dilakukan pada September 2018 dan dirilis resmi pada Oktober 2018 bersamaan dengan pelaksanaan acara Inhalec 2018," kata Sapta.

Terkait dengan nanti terbitnya roadmap industri halal ini, dia berharap dukungan dari pemerintah sehingga lebih terarah dan konsisten. "Dirilisnya Indonesia Economy Report 2018 dan juga roadmap industri halal oleh IHLC ini akan menjadi langkah awal terobosan yang akan menjadikan Indonesia sebagai role model industri halal di pasar global," kata Sapta.

Berdasarkan indikator Global Ekonomi Islam (GIEI) 2017, Indonesia menempati urutan 11. Saat ini, katanya, terdapat 10 potensi bisnis halal yang semakin berkembang di Indonesia. Mereka adalah sektor makanan, pendidikan, fashion, kosmetik, farmasi, media dan rekreasi, travel, seni budaya, perawatan kesehatan, dan industri keuangan syariah.

Pada 2016, warga Muslim Indonesia membelanjakan 170 miliar dolar AS untuk makanan dan minuman halal. Dari kantong umat Islam Indonesia dibelanjakan 57 miliar dolar AS untuk kosmetik, 254 miliar dolar AS untuk belanja pakaian, 168 miliar dolar AS untuk pariwisata, dan 2,202 triliun dolar AS nilai aset lembaga keuangan syariah Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement