Kamis 24 May 2018 09:25 WIB

The Fed Bakal Kembali Menaikkan Suku Bunga Acuan

Kenaikan suku bunga akan dilakukan jika prospek ekonomi sejalan dengan ekspektasi Fed

The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), diperkirakan akan segera menaikkan suku bunga acuan lagi. Kenaikan suku bunga acuan bakal dilakukan jika prospek ekonomi sejalan dengan ekspektasi para pejabat Fed.

"Sebagian besar peserta menilai bahwa jika informasi yang masuk secara luas mengkonfirmasikan prospek ekonomi mereka saat ini, kemungkinan segera akan sesuai untuk Komite (Pasar Terbuka Federal) untuk mengambil langkah lagi dalam menghapus kebijakan akomodatif," demikian isi risalah untuk pertemuan kebijakan terakhir bank sentral menunjukkan pada Rabu (23/5).

Perkembangan inflasi baru-baru ini memberi kepercayaan kepada para pejabat Fed bahwa inflasi akan naik ke targetnya sebesar dua persen. Indeks harga untuk pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), pengukur inflasi yang disukai oleh Fed, naik dua persen dari setahun lalu pada Maret, kenaikan terbesar sejak Februari 2017 dan memenuhi target inflasi Fed dua persen.

Tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, indeks harga PCE inti naik 1,9 persen pada Maret, juga kenaikan terbesar sejak Februari 2017. "Sebagian besar peserta melihat penguatan inflasi baru-baru ini sebagai memberikan beberapa jaminan bahwa inflasi berada pada lintasan untuk mencapai target simetris Komite dua persen secara berkelanjutan," kata isi risalah tersebut.

Beberapa pejabat mencatat bahwa inflasi cenderung sedikit melampaui target dua persen untuk beberapa waktu, secara keseluruhan beberapa menunjukkan tren yang mendasari inflasi telah sedikit berubah. Dalam pertemuan tersebut, pejabat-pejabat Fed membahas risiko-risiko terhadap prospek ekonomi AS, yang mencakup kemungkinan terlalu panas, dampak yang tidak pasti dari stimulus fiskal, dan ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.

"Sejumlah peserta melihat berbagai kemungkinan hasil untuk kegiatan ekonomi dan inflasi menjadi sangat luas, tergantung pada tindakan apa yang diambil oleh Amerika Serikat dan bagaimana mitra perdagangan AS menanggapinya," kata risalah.

Beberapa pejabat mencatat bahwa ketidakpastian seputar masalah perdagangan dapat meredam sentimen bisnis dan pengeluaran, menurut risalah. Dalam pertemuan Mei, the Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah, sejalan dengan ekspektasi pasar, sementara menyatakan keyakinannya bahwa inflasi mendekati targetnya dua persen.

Dengan kepercayaan dalam inflasi, para investor pasar sekarang secara luas memperkirakan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga dalam pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 12 dan 13 Juni.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement