Rabu 23 May 2018 16:59 WIB

Bulog: Data Akurat Bisa Tangani Pangan

Kemampuan penyerapan Bulog saat ini 17 juta hingga 22 juta ton per hari

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso dalam sesi wawancara bersama Republika di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (23/5).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso dalam sesi wawancara bersama Republika di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Rabu (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi beras Indonesia cukup banyak mengingat Indonesia adalah negara agraris dengan mayoritas hidup dari pertanian. Namun, berapa jumlah produksi tersebut tidak bisa dihitung.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, keberadaan data produksi tersebut penting karena dapat dijadikan acuan dalam memenuhi kebutuhan 250 juta penduduk. "Seharusnya sih bisa kita tanggulangi, bisa kita tangani," katanya saat ditemui di kantornya, Rabu (23/5).

Baca juga, JK Sebut BPS akan Mengeluarkan Data Pangan Terbaru

Ia pun saat ini bersama-sama dengan pihak lain termasuk Kementerian dan Lembaga terkait bersinergi untuk menghitung kembali data produksi beras, bahkan pangan secara umum. "Sehingga kita punya data akurat, kita bisa pasti tau produksi kita berapa, sehingga kebutuhan kita untuk cadangan itu berapa. Nanti kita bisa pastikan," ujar dia.

Menurutnya, dengan hitungan-hitungan kasar saja dengan jumlah populasi penduduk dibandingkan dengan populasi perkembangan pertanian khususnya padi, sebenarnya produksi cukup dalam hitungan tahun. Ia pun menyayangkan dilakukannya impor atau mengapa beras bisa tidak cukup memenuhi kebutuhan.

"Pasti ada sesuatu. Makanya nanti akan secara bertahap akan kita pelajari," ujar dia.

Dalam kesempatan tersebut, Buwas, sapaan akrab Budi Waseso menambahkan, pasokan beras di Bulog pada Ramadhan dan Lebaran tahun ini berada dalam kondisi aman. Hal itu terlihat dengan panen raya yang terjadi di beberapa wilayah.

Kemampuan penyerapan Bulog sendiri saat ini berada di range 17 juta hingga 22 juta ton per hari. Pasokan tersebut siap digelontorkan kapan pun diperlukan.

"Jd tinggal kapan kita diperlukan, baru kita turunkan. Kalau sekarang kita turunkan maka yang akan dirugikan adalah petani," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement