REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (23/5) pagi, bergerak melemah sebesar 65 poin. Rupiah melemah menjadi Rp 14.196 dari posisi sebelumnya Rp 14.131 per dolar AS.
"Indeks dolar AS masih menguat terhadap mayoritas mata uang dunia menjelang pertemuan The Fed yang diagendakan pada pekan ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu (23/5).
Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen mengenai imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang mencapai di atas 3 persen serta meredanya tensi dagang antara Amerika Serikat dan Cina turut menjadi penopang bagi dolar AS.
Ia menambahkan bahwa ekspektasi pelaku pasar terhadap The Fed yang akan menaikkan suku bunganya dua kali lagi selama tahun 2018 juga masih menjadi sentimen yang menopang mata uang dolar AS. "Bahkan, tidak menutup kemungkinan kenaikan tersebut bisa tiga kali lagi," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan rencana Bank Indonesia yang akan meningkatkan frekuensi pertukaran mata uang asing atau foreign exchange swap (FX Swap) menjadi tiga kali seminggu dengan tujuan memperkuat likuiditas rupiah yang mulai mengetat selama beberapa hari terakhir.
"Diharapkan kebijakan itu dapat mengangkat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," katanya.