Senin 21 May 2018 18:16 WIB

PGN-Pertagas akan Tingkatkan Produktivitas Gas Bumi

Pada 2025, subholding gas menargetkan optimalisasi pasokan hingga 1.400 bbtud.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Dirut PGN Jobi Triananda Hasjim.
Foto: Republika/Prayogi
Dirut PGN Jobi Triananda Hasjim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Pertamina Gas (Pertagas) berkomitmen meningkatkan produktivitas gas bumi Indonesia. Keduanya akan melebur menjadi satu di subholding gas dibawah holding migas yang diinduki Pertamina.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda mengatakan, pada 2025, subholding gas menargetkan optimalisasi pasokan yang semula hanya 700 hingga 800 bbtud bisa mencapai 1.400 bbtud. Sedangkan kapasitas produksi ditargetkan bisa mencapai 6.000 mmbtu per tahun.

"Dengan meningkatnya produksi maka pendapatan juga bisa mencapai satu miliar dolar per tahun. Karena nanti salesnya akan satu tim, kedepan kita akan lebih agresif lagi ke pasar sehingga Indonesia tidak akan bergantung lagi dengan impor," ujar Jobi di Kementerian BUMN, Senin (21/5).

Selain meningkatkan produktivitas distribusi gas, PGN dan Pertagas menilai kerja sama keduanya akan meningkatkan efisiensi penggunaan aset. Jobi mengatakan, tidak akan ada lagi tumpang tindih pipa karena penyaluran gas akan diintegrasikan sesuai dengan pasar.

"Pengelolaan harus efisien. Nggak boleh lagi ada duplikasi dan tumpang tindih infrastruktur baik di upstream sampai downstream. Dengan adanya integrasi ini diharapkan ada peningkatan pengolahan gas," ujar Jobi.

Senada dengan Jobi, Direktur Utama Pertagas Indra Setyawati mengatakan jika selama ini infrastruktur gas yang ada terpisah pisah, maka kedepan jalur jalur pipa yang ada bisa digabungkan dan digunakan secara bersama sama.

"Sekarang kan dari Conoco banyak, bisa disalurkan di Jawa dan Sumatra. Gresik Musi bisa supply industri tertentu, pupuk dan PLN. Gresik Semarang juga, kalau kelebihan pasokan bisa disambung ke Jabar. Investasi bisa dipercepat, bisa menghasilkan energi yang lebih baik lagi," ujar Indra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement