Jumat 18 May 2018 16:57 WIB

Ekonom: Defisit Transaksi Berjalan Bisa Ditekan

Laju impor Indonesia dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Defisit Neraca Transaksi Berjalan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Defisit Neraca Transaksi Berjalan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan BI 7-day reserve repo rate sebesar 25 basis poin (bps) pada Kamis (17/5). Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengatakan, keputusan BI ini bertujuan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta stabilitas makro ekonomi di tengah normalisasi kebijakan moneter AS.

Menurutnya, normalisasi kebijakan moneter AS juga akan direspon oleh pengetatan kebijakan moneter negara maju dan negara berkembang. "Selain itu, kenaikan suku bunga acuan BI juga ditujukan untuk menekan melebarnya defisit transaksi berjalan seiring dengan tingginya laju impor dalam beberapa bulan terakhir ini," kata Josua saat dihubungi Republika, Jumat (18/5).

Josua menambahkan, pelemahan rupiah pascakenaikan suku bunga acuan BI juga masih didorong oleh faktor eksternal. Terutama kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS (US Treasury) yang memicu permintaan dolar AS di pasar global.

"Meskipun berpotensi dapat berdampak positif pada penurunan volatilitas rupiah, kenaikan suku bunga acuan BI diperkirakan berpotensi juga berdampak pada sektor riil dan pasar keuangan," katanya menambahkan.

Di samping itu, perubahan suku bunga acuan BI juga akan direspon oleh suku bunga pasar uang antar bank (PUAB). Hal tersebut akan berpengaruh pada kenaikan suku bunga perbankan termasuk suku bunga kredit.

Kenaikan suku bunga kredit berpotensi akan mendorong kenaikan cost of borrowing korporasi dan sektor riil yang akan menahan upaya untuk memperkuat momentum pertumbuhan. "Meski demikian, kebijakan BI kredibel mempertimbangkan fokus BI dalam menjaga stabilitas sistem keuangan diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi yang berkesinambungan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement