REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (17/5) sore, bergerak menguat sebesar 41 poin menjadi Rp 14.045 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.086 per dolar AS. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta mengatakan adanya sinyal kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) menjaga pergerakan mata uang rupiah.
"RDG BI kemungkinan naikkan suku bunga. Dalam beberapa kesempatan sebelumnya BI mensinyalkan potensi kenaikan suku bunga," katanya.
Kenaikan suku bunga, lanjut dia, salah satunya mempertimbangkan stabilitas rupiah yang telah mengalami tekanan cukup dalam. Ada ruang kenaikan suku bunga sebesar 25 bps sehingga menjadi 4,5 persen.
Namun, meningkatnya ketidakpastian eksternal terutama ekspektasi naiknya suku bunga the Fed, ketidakpastian perdagangan AS-Tiongkok, serta isu geopolitik cenderung menjaga pergerakan dolar AS sehingga apresiasi rupiah relatif terbatas.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa pergerakan dolar AS cenderung tertahan, mengingat apresiasi dolar AS sudah cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir ini.
"Namun, dolar AS tetap defensif meskipun secara teknikal telah tinggi nilainya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (17/5) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 14.074 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.094 per dolar AS.