Kamis 17 May 2018 17:35 WIB

BNI Syariah Targetkan DPK Dana Haji Rp 2,37 Triliun

Sampai dengan Maret 2018 tambahan DPK dari setoran dana haji mencapai Rp 550 miliar

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BNI Syariah, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah menargetkan dapat menghimpun dana pihak ketiga (DPK) dari pendaftaran haji mencapai Rp 2,37 triliun selama 2018. DPK tersebut diperoleh dari target pendaftar haji sebanyak 95 ribu nasabah.

Direktur Bisnis BNI Syariah, Dhias Widhiyati, mengatakan, sampai dengan Maret 2018 pencapaian tambahan DPK dari setoran haji baru mencapai Rp 550 miliar atau 23 persen dari target. "Realisasi tabungan haji sampai dengan bulan Maret 2018 sebesar Rp 1,4 triliun dengan jumlah penabung sebanyak 521 ribu jamaah," kata Dhias saat dihubungi Republika, Kamis (17/5).

Dhias menambahkan, BNI Syariah juga melakukan migrasi dana haji dari perusahaan induk yakni BNI. Saat ini, masih ada dana haji di BNI dalam bentuk tabungan sebesar Rp 700 miliar.

BNI Syariah menjalankan beberapa strategi untuk percepatan migrasi tersebut. Antara lain, melakukan sinergi percepatan pemindahan jamaah melalui peningkatan layanan outlet Sharia Chanelling Office (SCO) Haji BNI. Saat ini lebih dari 1.400 outlet BNI dapat melayani transaksi haji untuk kepentingan BNI Syariah.

Selain itu, melakukan program pemberian hadiah umroh kepada nasabah yang memindahkan dananya dari BNI ke BNI Syariah. "Kami juga memberikan insentif kepada outlet SCO yang melakukan migrasi tabungan haji terbanyak," ungkapnya.

Di samping itu, strategi lainnya dilakukan untuk meningkatkan nasabah haji. Antara lain melalui peningkatan kuantitas kerjasama dengan pihak ketiga, seperti badan penyelenggara ibadah haji dan komunitas lainnya.

Secara terpisah, Presiden Direktur BCA Syariah, John Kosasih, menyatakan BCA Syariah telah ditunjuk oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) untuk tiga kategori. Yakni bank penerima setoran, bank penempatan dan bank mitra investasi.

"Kami lagi proses untuk setting sistem baik itu dengan BPKH maupun dengan Kementerian Agama. Kami berusaha start di kuartal kedua," kata John kepada wartawan di Jakarta beberapa waktu lalu.

John menambahkan, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menargetkan sekitar 600 ribu calon jemaah haji yang mendaftar tahun ini. Hal itu menjadi potensi yang bisa ditangkap oleh para BPS BPIH. "Kami akan coba bangun fondasi jadi tidak terlalu pasang target tahun ini," ujarnya.

Meski demikian, John mengakui permintaan nasabah untuk pendaftaran haji di cabang BCA Syariah maupun BCA sudah banyak. BCA Syariah juga sudah mempunyai produk tabungan haji bernama Tahapan Mabrur untuk para calon jemaah haji.

Sementara itu, Head of Syariah Sales and Distribution CIMB Niaga, Diah Rahma Paramaiswari, mengatakan nasabah haji yang sudah menyetorkan biaya haji melalui CIMB Niaga Syariah sekitar 57 ribu nasabah.

CIMB Niaga Syariah baru mulai menjadi bank penerima setoran biaya haji sejak November 2014. Dua tahun pertama jumlah nasabah haji masih kecil. Kemudian pada 2016 jumlahnya bertambah 12 ribu dan sampai Desember 2017 totalnya mencapai 57 ribu nasabah.

"Tahun ini kami targetkan 50 ribu nasabah baru yang mendaftar haji lewat CIMB Niaga Syariah," kata Diah kepada wartawan di Jakarta beberapa waktu lalu.

Artinya, dari target 50 ribu nasabah baru akan terhimpun DPK dari dana haji sekitar Rp 1,25 triliun. Di sisi lain, CIMB Niaga tengah mengembangkan layanan pendaftaran haji melalui CIMB Clicks. Nantinya, nasabah bisa mendaftar haji kapan saja dan dimana saja melalui gawai.

Saat ini, CIMB Niaga masih menunggu izin dari Kementerian Agama agar dapat melakukan sinkronisasi untuk mendapatkan nomor kursi haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement