REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika
Apay Bin Abdul (57 tahun) mengenang usahanya yang ambruk kala terjadi kerusuhan di Jakarta pada 1998. Kala itu, ia sudah memiliki 34 outlet di berbagai mal, dari kawasan Bintaro, Kelapa Gading, hingga Kota Bekasi. Sayangnya, terjadi demonstrasi yang diiringi penjarahan masyarakat di berbagai pusat perbelanjaan menimbulkan kerugian besar bagi usaha yang dirintis Apay.
Pemilik usaha Es Doger Mang Apai Kumis Te'a ini akhirnya benar-benar terpuruk lantaran usahanya berhenti total. "Pas kerusuhan itu, konter jualan es itu hilang semua, saya habis modal. Ketika mal buka lagi, pengelolanya beda dan saya tak bisa lagi berjualan," ujar Apay mengisahkan jatuh bangunnya usaha pembuatan es yang dikelolanya kepada Republika, Kamis (17/5).
Seiiring berjalannya waktu, Apay mencoba bangkit dari keterpurukan. Dia tetap berjualan es lantaran usaha itu diyakininya bisa tetap laku dalam keadaan apa pun. Waktu demi waktu, usahanya pun mulai menunjukkan perkembangan. Kini, ia sudah memiliki tiga tempat berjualan es doger dan podeng.
Apay menjelaskan, usaha es doger dan podeng yang digelutinya merupakan usaha turunan keluarga. Dia merupakan generasi ketiga yang menggeluti usaha penjualan es. Sehari-harinya, ia membuka lokasi usaha di Jalan Pisangan Baru Tengah Nomor 3 RT 06 RW 14, Matraman, Jakarta Timur. Dua outlet lainnya, berada di kawasan Matraman dan Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Apay mengaku, jualan es yang dilakukannya setiap hari memberi pemasukan yang cukup lumayan untuk menghidupi keluarganya. "Jadi es ini resep keluarga turun-menurun, ada racikan rahasia hingga laris. Ini anak saya yang satu sudah selesai kuliah mau meneruskan bisnis ini. Saya setuju saja," ujar laki-laki asal Ciamis, Jawa Barat ini.
Menurut Apay, pendapatan yang terbesar sebenarnya bukan dari hasil berjualan es sehari-hari. Lantaran usaha yang digelutinya sudah berlangsung sejak lama, ia pun sering mendapat pesanan dari berbagai kantor swasta, perbankan, maupun instansi pemerintah. Karena itu, ia selalu siap memenuhi permintaan pelanggan apabila menginginkan menu katering maupun konsumsi tambahan di luar es doger dan podeng .
"Beraneka es apa saja saya buat. Es puter, cendol, telet, sesuai pemesanan saja pasti saya bikinkan es. Saya punya delapan pekerja yang siap memenuhi sesuai permintaan," ujar Apay.
Es Podeng
Dalam beberapa tahun terakhir, Apay merasakan usaha Es Mang Apay Kumis Te'a semakin berkembang pesat. Hal itu seiring dengan berkembangnya teknologi media sosial (medsos) yang turut mempromosikan dagangannya. Apay mengaku, tidak jarang pelanggannya membuat testimoni yang memuji kelezatan es buatannya. Belum lagi, kadang ada yang suka foto dan menaruhnya di medsos membuat pelanggannya semakin banyak.
Karena merasa tempat usahanya perlu diperluas, pada 2016, Apay sebenarnya memutuskan untuk mengajukan pinjaman ke bank. Entah mengapa, pada akhirnya ia malah dirujuk ke Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). Apay mengaku, kala itu, ia berani mengajukan pinjaman sebesar Rp 200 juta dengan jaminan sertifikat rumah. Dia juga menyampaikan secara jujur kepada petugas bahwa uang pinjamannya itu digunakan untuk memperbesar usaha.
"Saya berani untuk menambah modal karena sudah kekurangan produksi. Saya ingin bikin ruangan dan membeli alat-alat yang dibutuhkan, seperti //freezer// dan lain lain," kata Apay.
Dia menuturkan, setelah petugas Perum Jamkrindo mendatangi rumahnya dan melakukan wawancara, proses pencairan pinjaman hanya berlangsung sepekan. Apay merasa senang lantaran ia mendapat tambahan modal. Dia pun membelanjakan dana segar itu secara hati-hati dan benar-benar digunakan untuk penambahan alat-alat produksi. Pun dengan tempat usahanya juga dibuat lebih representatif dengan meningkatnya permintaan dari pelanggan.
Apay pun semakin gembira melihat produk jualannya semakin laris. Karena saat ini jumlah pesanan yang diterimanya semakin sering dan pelanggan baru terus berdatangan, otomatis pendapatannya pun meningkat. Karena itu, ia tidak pernah mengalami gangguan ketika harus membayar cicilan bulanan.
"Prosesnya mengajukan pinjaman ndak lama, beberapa hari survei ke sini, langsung cair. Ini karena kami banyak dikenal orang. Kami pun menjelaskan mengajukan pinjaman Rp 200 juta dan mampu mengangsur selama tiga tahun sebesar Rp 6 jutaan per bulan. Ini sudah sekitar 27 bulan, lupa saya, tapi setahun lagi lunas," ujar Apay bangga.
Dia pun menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Perum Jamkrindo yang sudah membantunya memberi dana talangan untuk memperbanyak mesin produksi. Karena tanpa ada tambahan modal, ia meyakini, usahanya hanya akan stagnan dan pasti membuang peluang di depan mata. Apay pun memberi tips kepada pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar ketika mengajukan pembiayaan untuk selalu jujur menyampaikan kondisi usaha yang digelutinya.
"Setelah petugas melihat langsung usaha saya, ketika mengajukan kredit itu, akhirnya saya bisa mengangsur tidak pernah telat. Saya selalu pegang dengan menjaga kepercayaan. Karena nanti usaha ini akan dilanjutkan anak saya, jangan sampai saya sekarang tidak jujur, nanti anak saya tidak bisa mengajukan kredit," kata Apay.
Kasie Humas Perum Jamkrindo Lulu Drusyita menerangkan, perusahaan memang fokus memberikan penjaminan kepada UMKM sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2008 yang memberi mandat untuk menjamin dan mengembangkan UMKM yang ada di Indonesia. Dia menuturkan, target penjaminan untuk tahun ini sebesar Rp 156,6 triliun, terdiri penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) Rp 50 triliun dan non-KUR Rp 106 triliun.
Menurut Lulu, Es Doger Mang Apai Kumis Te'a merupakan satu dari jutaan UMKM yang sudah mendapat perhatian dari Perum Jamkrindo. Dengan pendampingan dan pengawasan ketat, ia menargetkan, seluruh UMKM mitra perusahaan bisa semakin menunjukkan kinerja positif dalam mengembangkan usaha yang juga bisa berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat bawah. "Total UMKM yang telah dijamin oleh Perum Jamkrindo adalah sebanyak kurang lebih 14,5 juta UMKM," kata Lulu kepada Republika.
Memajukan UMKM
Es Doger Mang Apai Kumis Te'a adalah salah satu UMKM rekanan Perum Jamkrindo yang sudah merasakan meningkatnya lini bisnis berkat bantuan pembiayaan. Direktur Utama Perum Jamkrindo Randi Anto mengatakan, saat ini masih banyak UMKM dan koperasi (UMKM-K) yang belum bankable, namun usahanya feasible untuk dibiayai lembaga keuangan. Untuk itu, kehadiran Perum Jamkrindo dapat menjembatani kebutuhan intermediasi yang dapat memudahkan UMKM-K mengakses sumber permodalan.
Randi menuturkan, salah satu upaya yang ditempuh perusahaan dengan menggandeng PT Asuransi Kredit Indonesia, memiliki tujuan saling menguntungkan dalam menggerakan sektor riil dan membantu penggiat UMKM naik kelas. Apabila sebelumnya Perum Jamkrindo memiliki keterbatasan dalam melakukan pembiayaan, kini kendala itu tidak terjadi lagi berkat kehadiran PT Asuransi Kredit Indonesia yang ikut mendukung jaminan penyaluran pembiayaan.
“Dengan kerja sama sinergi BUMN ini diharapkan semakin banyak UMKM-K yang dapat menikmati kemudahan untuk mengakses sumber permodalan dan juga untuk meningkatkan efisiensi operasional Jamkrindo,” tutur Randi dikutip dalam resmi perusahaan.
Berdasarkan catatan, pembiayaan modal kerja dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) kepada UMKM dan koperasi (UMKM-K) yang bisa disalurkan Perum Jamkrindo kepada bidang usaha produktif dan layak maksimal mencapai Rp 500 juta. Usaha itu memang belum //bankable//, namun pembiayaan dijamin oleh perusahaan penjamin.
Menurut Randi, sinergi BUMN terbukti bisa lebih memajukan bisnis masing-masing perusahaan, khususnya dalam mengembangkan UMKM-K. Pada tahun ini, perusahaan yang dipimpinnya terus berbenah dengan mengedepankan efisiensi dan efektifitas dalam menghadapi tantangan bisnis yang makin besar. Hal itu menuntut kesiapan dari semua unsur di dalam perusahaan untuk lebih baik dalam melaksanakan bisnis, tanpa meninggalkan core competency di sektor UMKM-K.
Dia melanjutkan, saat ini Perum Jamkrindo semakin tumbuh dan berkembang menjadi lokomotif industri penjaminan di Indonesia. Kondisi itu didukung jaringan kerja yang luas dengan sembilan kantor wilayah dan satu kantor cabang khusus, 56 kantor cabang, dan 16 kantor unit pelayanan (KUP). Randi menegaskan, Perum Jamkrindo menunjukkan komitmen yang kuat untuk membantu UMKM-K di seluruh pelosok Indonesia untuk melakukan penjaminan atas risiko kegagalan finansial para pengusaha UMKM-K.
“Jamkrindo berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan UMKM-K dengan memberikan jaminan atas kredit atau pembiayaan bagi UMKM-K kepada lembaga keuangan,” katanya.
Anggota Komisi XI DPR Willgo Zainar mengatakan, pelaku UMKM harus mendapat KUR yang terbukti efektif untuk meningkatkan perekonomian. Menurut dia, selama ini banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan kepercayaan pembiayaan dari bank. Untuk itu, ia mendorong lembaga penjamin kredit BUMN bisa berperan menyalurkan KUR kepada pelaku UMKM, dengan dimulai nominal lebih kecil agar usahanya menggeliat.
“Ada beberapa UMKM yang sudah mendapatkan KUR, tapi ada pula yang belum. Akhirnya mereka menggunakan kredit konvensional atau regular dengan menggunakan rekening koran. Ini juga harus menjadi sasaran KUR, agar beban bunga bisa menjadi lebih rendah dan mereka bisa berdaya saing,” kata Willgo dalam siaran.
Jika ke depannya mereka bisa tumbuh dan meningkat, maka KUR yang diberikan bisa ditambah mencapai puluhan juta rupiah. Dia pun mendorong agar Perum Jamkrindo memberikan kepercayaan kepada pelaku usaha kecil yang selama ini belum terbiasa berurusan dengan bank atau lembaga penjamin lainnya.
"Mereka sebenarnya memiliki usaha, tapi kelengkapan administrasinya saja yang masih belum memenuhi syarat. Dan kita berharap bantuan tersebut mencapai angka Rp 25 juta dengan tanpa agunan, karena memang itu yang menjadi program pemerintah dan telah dijamin oleh Askrindo dan Jamkrindo sebagai lembaga asuransi pembiayaan,” ujar Willgo.