Kamis 17 May 2018 14:08 WIB

Ekonom Prediksi Suku Bunga Acuan Naik 25 Bps

Bank sentral dinilai sedang memperkecil risiko.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Bank Indonesia
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Ekonomi Bank Mandiri memperkirakan, Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuannya BI 7 Days Reverse Repo Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis, (17/5). Suku bunga tersebut kemungkinan dinaikkan sebanyak 25 basis poin (bps).

Chief Economist Bank Mandiri Anton H Gunawan mengatakan, penaikkan suku bunga itu memberikan sinyal kalau bank sentral memperkecil faktor risiko. "Jadi bukan karena risikonya sudah gede, tapi risikonya dikurangi," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (17/5).

Sebelumnya, kata dia, Tim Ekonomi Bank Mandiri memprediksi, gejolak global yang memengaruhi perekonomian Indonesia khususnya mata uang akan terjadi pada kuartal empat. Hanya saja, justru terjadi lebih cepat.

"Nilai tukar rupiah (terhadap dolar AS) sekarang sudah undervalue banget. Meski begitu, kita perkirakan sampai akhir tahun, rupiah masih bisa menguat di bawah Rp 14 ribu dolar AS," kata Anton.

Menurutnya, kurs rupiah tidak akan menembus Rp 15 ribu dolar AS. Kecuali ada kesalahan kebijakan. Salah satu penyebab rupiah melemah, kata dia, karena adanya arus pembalikkan modal. Dengan begitu, banyak investor menarik dananya dari Indonesia.

Sebelumnya, kalangan bankir bank-bank besar juga meyakini Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur 16-17 Mei 2018 ini.

Sebagian besar bankir yang diwawancarai, mengindikasikan akan merespons dengan menaikkan suku bunga simpanan,  namun akan mempertimbangkan rasio kredit bermasalah dan permintaan kredit saat akan menaikkan suku bunga kredit.

"Tekanan global ini akan mendorong kemungkinan BI menaikkan sekitar 0,25 persen bunga acuannya," ujar Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Suprajarto."Kalau suku bunga BI naik, ya otomatis (suku bunga simpanan) naik," ujar Suprajarto.

Meski demikian, kata Supra, BRI tidak akan langsung menaikkan suku bunga kredit untuk mengkompensasi biaya dana karena suku bunga simpanan yang meningkat. Dia mengaku akan meningkatkan efesiensi agar beban operasional tidak meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement