Rabu 16 May 2018 15:45 WIB

Kementan Gelar Pasar Murah di 100 Titik

Lokasi pasar murah ini tersebar di wilayah DKI Jakarta, Depok, Bogor dan Bekasi

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengecek penjualan pangan murah di Pasar Klender, Rabu (16/5)
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengecek penjualan pangan murah di Pasar Klender, Rabu (16/5)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menjual pangan murah jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa dan Idul Fitri 1439 H. Hal ini untuk memudahkan masyarakat membeli pangan murah berkualitas.

"Kami melakukan Gelar Pangan Murah (GPM) di 100 titik," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi, setelah melakukan kunjungan beberapa pasar di Jakarta, Rabu (16/5).

Lokasi Gelar Pangan Murah di 100 titik tersebut tersebar di lima wilayah yakni DKI Jakarta, Depok, Bogor dan Bekasi. Toko Tani Indonesia (TTI) juga terus dikerahkan untuk memudahkan konsumen mendapatkan pangan dengan harga terjangkau.

photo
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengecek penjualan pangan murah di Pasar Klender, Rabu (16/5)

Bukan hanya itu, BKP juga telah melakukan beberapa langkah strategis untuk mengendalikan harga pangan, antara lain dengan membangun jejaring dengan pelaku distribusi dari wilayah sentra dan DKI Jakarta.

Masalah distribusi menjadi hal penting untuk menjaga stabilitas harga pangan selain ketersediaan pasokan. Terkait hal ini, diakui Agung pasokan pangan strategis secara umum menunjukkan kondisi aman.

Berdasarkan prognosa, ketersediaan beras pada Mei-Juni 2018 mencapai 8,15 juta ton. Stok beras di Perum Bulog bahkan telah mencapai 1,28 juta ton sementara stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) per Selasa (15/5) sebesar 40.302 ton.

"Jadi untuk apa lagi impor? //Enggak// perlu," katanya.

Selain beras, pangan strategis lain juga berada dalam kategori aman berdasarkan prognosa ketersediaan pada Mei-Juni tahun ini. Jagung diperkirakan ada sebanyak 4,5 juta ton, 212 ribu ton kedelai, 252 ribu ton bawang merah, 224 ribu ton cabai besar, 178 ribu ton cabai rawit, 75,4 ribu ton daging sapi, 626 ribu ton daging ayam ras, 204 ribu ton telur ayam, 4,6 juta ton minyak goreng dan 529 ribu ton gula pasir.

Khusus kedelai dan daging sapi, ia melanjutkan, dari produksi yang dihasilkan dalam negeri memang mengalami kekurangan untuk mencukupi kebutuhan pada periode tersebut. Tercatat kedelai mengalami defisit sebanyak 297 ribu ton dan daging sapi mengalami defisit sebanyak 41 ribu ton sehingga perlu pemenuhan dari impor.

Pemenuhan daging ini diperlukan bantuan dari impor baik daging beku maupun sapi bakalan yang siap dipotong pada Mei-Juni. "Impor daging sapi/kerbau untuk memenuhi Juni sekitar 48.206 ton sehingga terdapat surplus sekitar tujuh ribu ton," ujar dia.

Kondisi ketersediaan pangan tersebut diperkuat dengan stok beberapa pangan yang berada di Perum Bulog. Bulog memiliki 1,28 juta ton beras, 203 ton jagung, 4.161 ton daging kerbau, 187.881 ton gula pasir dan 5,54 juta liter minyak goreng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement