REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura I (Persero) meningkatkan upaya pengamanan di 13 bandara yang dikelolanya pascaledakan yang terjadi di beberapa titik di Surabaya, Ahad (13/5) lalu dan Senin (14/5) pagi ini. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi ancaman serupa di ruang publik bandara sebagai obyek vital negara.
"Berbagai langkah peningkatan keselamatan dan keamanan kami lakukan untuk mencegah terjadinya aksi pemboman atau aksi teror lainnya di fasilitas publik bandara sebagai obyek vital negara," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.
Pesawat Garuda di Bandara Sukarno Hatta,Cengkareng.
Sejak hari Ahad (13/5) lalu, PT Angkasa Pura I (Persero) telah melakukan beberapa upaya peningkatan. Yaitu meningkatkan intensitas walking patrol di beberapa titik, melakukan profiling melalui CCTV, bersama Satgaspam meningkatkan melakukan random check bagi kendaraan yang menuju dan akan masuk ke area bandara, melakukan patroli bersama Satgaspam dengan menurunkan unit K9 di area terminal, dan berkoordinasi dengan badan keamanan eksternal untuk memitigasi potensi ancaman berdampak ke bandara.
(Baca: 4.020 Aparat Gabungan Jaga Keamanan Bandara Soekarno-Hatta)
Selain itu, Angkasa Pura I juga membuat posko pengamanan terpadu di tiap bandara sebagai pusat bantuan keamanan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di masing-masing bandara. Selain itu, pemberlakuan double shift bagi petugas keamanan bandara.
Hal ini berdampak pada peningkatan jumlah personel keamanan bandara menjadi dua kali lipat. Untuk di Bandara Juanda, terdapat peningkatan petugas keamanan dari 216 personel menjadi 723 personel. "Total petugas keamanan yang disiagakan di seluruh bandara Angkasa Pura I yaitu 3.835 personel," jelas Faik Fahmi.
Petugas keamanan melakukan penjagaan di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (21/2).
Berbagai upaya peningkatan pengamanan ini berpotensi menimbulkan penumpukan di bandara akibat meningkatnya frekuensi proses pemeriksaan kendaraan ketika masuk area bandara. Di samping itu, saat ini tengah diupayakan bagi kendaraan mobil dan motor untuk tidak merapat ke terminal di seluruh bandara Angkasa Pura I. Hal ini akan berdampak pada rekayasa lalu lintas sekitar area bandara.
Faik mengatakan, calon penumpang pesawat diharapkan dapat tiba di bandara tiga jam sebelum jadwal keberangkatan untuk mengantisipasi potensi penumpukan yang akan terjadi akibat peningkatan frekuensi pemeriksaan kendaraan dan orang masuk ke terminal. "Selain itu kami mengharapkan kerja sama para pengguna jasa untuk mewujudkan keamanan dan keselamatan bersama. Jika menemukan hal-hal yang mencurigakan di area bandara dapat memberitahukannya kepada petugas keamanan bandara dan Satgaspam," kata Faik Fahmi.
Dia mengatakan, atas terjadinya aksi teror di Surabaya ini, jajaran manajemen dan seluruh karyawan Angkasa Pura I menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga korban. "Semoga keluarga korban diberi kekuatan dan ketabahan. Dan kami mengecam segala bentuk aksi teror atas nama apapun," kata Faik Fahmi.