Senin 14 May 2018 04:46 WIB

Bappenas Waspada Dampak Negatif Event Olahraga Internasional

Indonesia harus waspada dan belajar dari penyelenggaraan yang sukses maupun gagal.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Ratna Puspita
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan pers terkait rapat paripurna di Istana Negara, Senin (2/12).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan pers terkait rapat paripurna di Istana Negara, Senin (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan banyak contoh negara yang bisa lebih maju usai menyelenggarakan pesta olahraga level internasional. Kendati demikian, Indonesia yang akan menggelar Asian Games 2018 tetap harus waspada dan belajar dari penyelenggaraan terdahulu.

“Kami melihat kesuksesan maupun kegagalan. Kegagalan kami lihat juga contohnya. Misal, terjadi karena utang yang tidak bisa diantisipasi pemerintah setempat," ujar Bambang dalam diskusi di Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Ahad (13/5).

Bambang menyebut, penyelenggaraan Olimpiade 1976 di Montreal, Kanada, dan Olimpiade musim dingin 1998 di Nagano, Jepang, justru mendapat dampak negatif akibat penumpukan utang. Dia mengatakan negara-negara itu banyak membangun sarana olahraga baru. 

“Akhirnya menjadi beban karena dalam waktu yang pendek mereka harus keluarkan uang yang banyak," ujar Bambang.

Menurutnya, investasi yang dilakukan di Indonesia sudah dilakukan secara benar dengan lebih banyak melakukan renovasi pada sarana olahraga yang sudah ada. Ia menyebut, investasi dalam jumlah besar lebih banyak dialokasikan untuk pembangunan sarana transportasi publik seperti kereta ringan (LRT) di Jakarta dan Palembang.

Selain itu, ia juga menyoroti kesalahan pada penggunaan sarana olahraga setelah penyelenggaraan acara. Ia menyebut, stadion yang digunakan untuk pusat Olimpiade 2008 di Beijing, Cina, justru tidak banyak dipakai. Menurutnya, hal ini lantaran stadion tersebut terlalu besar untuk klub-klub olahraga yang berbasis di Beijing.

"Karena itulah, kita harus membuat venue, setelah event, bisa terpakai terus baik untuk olahraga maupun kegiatan lain," ujar Bambang.

Bambang juga menyambut positif ide Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menyerahkan pengelolaan aset sarana olahraga kepada pihak swasta melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.

“Nanti mereka yang berusaha mencari penyewa, membuat aktivitas, dan akan memberikan pemasukan baik bagi swasta itu maupun DKI Jakarta," ujar Bambang. 

Baca Juga: Asian Games Diharapkan Tambah Laju Pertumbuhan Ekonomi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement