Ahad 13 May 2018 16:40 WIB

Pengusaha: Makan Ikan Kaleng Sehat dan Bergizi

Makan ikan kaleng saat ini sudah menjadi standar masyarakat dunia.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan
Foto: Erik PP
Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia Adi Surya mengatakan, produksi iklan kaleng yang dilakukan perusahaan di Indonesia kini sudah diimpor ke 86 negara. Dia menuturkan, sejarah ikan kaleng berasal dari Desa Muncar di Banyuwangi pada 1971. Adi pun berharap, produk ikan kaleng buatan perusahaan dalam negeri bisa semakin merajai pasar dalam dan luar negeri.

Meski begitu, Adi mengakui, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan informasi secara benar mengenai produk ikan kaleng yang memiliki keunggulan protein, kalsium, dan mineral. Dia juga menyinggung, dahulu ada anggapan bahwa ikan kaleng itu berasal dari ikan yang daripada dibuang lebih baik dikalengkan, dan jelas itu pemahaman keliru. 

"Ikan kaleng pakai pewarna dan pengawet, ini juga pemahaman keliru. Ada satu syarat ikan kaleng, syaratnya segar dari laut. Ikannya bahan bakunya beku laut, begitu ditangkap dibekukan di kapal. Kalau ditangkap nelayan ditangkap pakai pendingin," ujar Adi saat menghadiri Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan di Cibubur, Jakarta Timur, Ahad (13/5).

Adi menerangkan, makan ikan kaleng itu sudah menjadi standar masyarakat dunia. Negara-negara yang memiliki musim dingin termasuk yang paling gemar makan ikan kaleng yang praktis. Dia juga menyinggung produk ikan kaleng dapat dijadikan menu sahur apabila masyarakat tidak memiliki waktu cukup untuk memasak.

"Jadi standar ikannya tinggi kami bisa produksi masa kedaluarsa sampai tiga tahun. Proses sterilisasi komersil maka tak perlu pengawet, pakai teknologi tinggi dan pakai teknologi sterilisasi sampai bakteri saja mati. Makan ikan kaleng aman, sehat, dan bergizi, komplet," ujar Adi.

Dia menambahkan, beberapa waktu lalu sempat terjadi keributan mengenai salah satu produk ikan kaleng. Adi mengajak masyarakat untuk tidak terpengaruh dan tetap mengonsumsi ikan untuk makanan sehari-hari. "Kalau kemarin ada ribut-ribut, karena ada persaingan di dalam negeri," kata Adi.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rina mengatakan, kegiatan Bulan Bakti Karantina dan Mutu Hasil Perikanan 2018 merupakan wahana informasi dan komunikasi dalam meningkatkan pembangunan kelautan dan perikanan di masyarakat. Rina menambahkan, acara bulan bakti juga diisi dengan pembagian ikan sehat dan bermutu kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement