Jumat 11 May 2018 21:30 WIB

Imbal Hasil Surat Utang Ritel Diprediksi Pikat Investor

Imbal hasil menarik karena masih di atas laju inflasi tahunan.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Petugas memantau pergerakan grafik surat utang negara di di Dealing Room Treasury.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas memantau pergerakan grafik surat utang negara di di Dealing Room Treasury.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menilai, terobosan pemerintah untuk meluncurkan penawaran Surat Utang Negara ritel lewat sistem daring dapat memikat minat masyarakat. Menurutnya, Saving Bonds Ritel (SBR) seri SBR003 yang akan mulai dijual pada pekan depan itu memiliki imbal hasil menarik.

"Sasaran penerbitan SBR003 adalah benar-benar investor ritel dan saya melihat bahwa struktur penawaran yang disampaikan oleh pemerintah cukup menarik," ujar Made ketika dihubungi pada Jumat (11/5). Made mengatakan, dengan suku bunga mengambang dan acuannya adalah BI 7 Day Reverse Repo Rate, investor bisa menikmati kenaikan tingkat imbal hasil jika terjadi kenaikan suku bunga acuan.

Ia menjelaskan, tingkat imbal hasil minimal dari obligasi negara itu sebesar 6,8 persen. Apabila dikurangi pajak sebesar 15 persen, investor masih mendapatkan hasil investasi sebesar 5,78 persen. "Ini tetap menarik karena artinya masih di atas laju inflasi tahunan," ujarnya.

Terkait dengan penerbitan SUN di tengah gejolak pasar keuangan global, Made menilai pemerintah akan tetap melaksanakan penerbitan obligasi negara sesuai kebutuhan pendanaan APBN. Meski, ujarnya, saat ini terjadi penyesuaian terhadap tingkat imbal hasil SUN di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS serta kenaikan imbal hasil surat utang US Treasury.

"Perlu diingat bahwa strategi front loading yang dilakukan pemerintah guna mengantisipasi kenaikan Fed Fund Rate telah mencapai 45,75 persen dari total target kotor penerbitan SBN 2018. Artinya pemerintah juga mendapatkan cost of fund yang cukup rendah pada kuartal pertama 2018 lalu," ujar Made.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement