Kamis 10 May 2018 14:49 WIB

IKM 'Zaman Now' Harus Update dengan Teknologi Digital

E-Smart IKM bertujuan memperluas akses pasar IKM melalui teknologi digital.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Salah satu kegiatan workshop e-Smart IKM.
Foto: Neni Ridarineni.
Salah satu kegiatan workshop e-Smart IKM.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Sudah saatnya e-commerce Indonesia dipenuhi oleh produk lokal dalam negeri dengan kualitas yang bersaing. Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih pada acara Workshop e-Smart IKM yang diselenggarakan oleh Ditjen IKM yang berlangsung dua hari (8-9 Mei)  di Hotel Horison Yogyakarta, Kamis (9/5).

Acara tersebut berlangsung dua hari sejak Rabu (8/5). Menurutnya, menjadi IKM di zaman now harus update dengan teknologi terkini. Untuk itu, paparnya, Kementerian Perindustrian berupaya melakukan edukasi pentingnya teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, serta produk yang memenuhi standar.

Apalagi saat ini, Gati menambahkan, Indonesia sedang menyiapkan implementasi Industri 4.0 di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnyadalam proses produksi untuk mencapai efisiensi yang maksimal.

Karena itu, Kementerian Perindustrian terus memacu para pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk memasarkan produknya di market place. "Sejalan dengan kebijakan itu, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin telah membuat infrastruktur sarana perluasan pasar e-Smart IKM yang telah dimulai pada tahun lalu," ujarnya.

Pada kesempatan ini, sebanyak 150 IKM dari DIY dan Jateng yang berasal dari sektor logam, mesin, furniture, fashion, dan kerajinan, mengikuti workshop yang diselenggarakan selama dua dua hari. Kegiatan diselenggarakan bekerja sama dengan marketplace besar di Indonesia yaitu Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan BliBli. Peserta workshop e-Smart IKM kesemuanya adalah pelaku industri jadi produknya dijamin produk lokal.

Gati mengatakan tujuan dari program e-Smart IKM adalah untuk memperluas akses pasar IKM melalui teknologi digital. Dalam dua hari mengikuti workshop, pelaku IKM belajar berbisnis melalui sarana e-commerce dan juga mendapatkan sosialisasi program-program Kementerian Perindustrian seperti restrukturisasi mesin peralatan dan SNI.

Selain itu untuk pemantapan, diberikan materi strategi pemasaran online dari IdEA dan juga pengembangan produk seperti desain, kualitas dan teknologi, bahkan diperkenalkan juga aplikasi pencatatan keuangan dari Bank Indonesia.

Dijelaskan lebih lanjut, e-Smart IKM ini akan menjadi sistem database yang tersaji dalam profil industri, sentra, dan produk yang nantinya menjadi salah satu bahan analisa pembuatan kebijakan dalam pembinaan IKM.

"Seperti data kebutuhan bahan baku IKM, mesin peralatan, atau teknologi yang dibutuhkan IKM dapat kami ketahui dari database yang telah dihimpun," jelas Gati.

Sejak diluncurkan pada 27 Januari 2017 yang lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti oleh 1.730 peserta dan membukukan nilai transaksi online lebih dari Rp 320 juta. Di mana 75 persennya disumbangkan oleh transaksi produk logam.

"Tahun ini, target kami 4.000 IKM di seluruh Indonesia mengikuti e-Smart IKM sehingga ditargetkan 12 ribu produk IKM masuk dalam market place," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement