Rabu 09 May 2018 21:59 WIB

Misbakhun Minta BI Ambil Langkah Strategis

Nilai tukar rupiah saat ini dinilai menggangu stabilitas perekonomian nasional

Rep: Ali Mansur/Binti Sholikah/ Red: Muhammad Hafil
Rupiah Semakin Tertekan Dolar AS. Petugas menghitung mata uang Dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (8/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Rupiah Semakin Tertekan Dolar AS. Petugas menghitung mata uang Dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun menyampaikan saat ini nilai tukar rupiah yang menjadi tanggung jawab sepenuhnya Bank Indonesia (BI) untuk dijaga stabilitasnya mengalami gejolak penurunan nilai. Sehingga merosot ke kisaran Rp 14 ribu per dollar Amerika Serikat.

Melihat kondisi tersebut, Misbakhun mengaku kaget disaat nilai rupiah turun. Namun di sisi lain, posisi gubernur BI sedang tidak di Indonesia. Selain itu, Misbakhun juga menyebut gubernur BI sedang melakukan perjalanan ke luar negeri dalam waktu yang lama dan berurutan pada sisa masa jabatannya yang tinggal menghitung waktu saja.

"Saya menduga sepertinya Gubernur BI Agus Martowardojo tidak ingin mewariskan nilai tukar rupiah yang kuat sebagai legacy jabatannya sebagai gubernur Bank Indonesia," kata Misbakhun, Rabu (9/5).

Menurut Misbakhun, posisi nilai tukar rupiah seperti itu juga tidak membuat Gubernur Bank Indonesia tergugah sense of crisis-nya sehingga tidak ingin mempercepat perjalanan dinasnya di luar negeri untuk segera pulang. Padahal, lanjut dia, keadaan volatilitas nilai tukar rupiah ini sangat mengganggu stabilitas perekonomian nasional, dan BI harus mengambil langkah-langkah yang strategis.

Lanjut Misbakhun, hal itu perlu dilakukan untuk mengembalikan nilai tukar rupiah pada jalur penguatan yang mencerminkan kekuatan ekonomi nasional. "Saya meminta Gubernur Bank Indonesia segera pulang dan memperpendek perjalanan dinas untuk mengurus nilai kurs rupiah yang jeblok ini," tegas politikus Partai Golkar itu.

Sementara, pada Rabu (9/5) malam,  Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, mengirimkan siaran persnya kepada Republika.co.id. Dia menyatakan, BI terus menempuh langkah-langkah stabilisasi dalam menghadapi perkembangan nilai tukar untuk menjaga kesinambungan pemulihan ekonomi.

Langkah-langkah tersebut termasuk terus melanjutkan intervensi di pasar valuta asing secara terukur, stabilisasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan mengoptimalkan berbagai instrumen operasi moneter valas dan Rupiah. Termasuk membuka lelang Forex Swapuntuk menjaga ketersediaan likuditas Rupiah dan menstabilkan suku bunga di pasar uang untuk memastikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terkelola dengan baik.

"Bank Indonesia juga tengah mempersiapkan langkah kebijakan moneter yang tegas dan akan dilakukan secara konsisten, termasuk melalui penyesuaian suku bunga kebijakan 7-day Reverse Repo Ratedengan lebih meprioritaskan pada stabilisasi, untuk memastikan keyakinan pasar dan kestabilan makro ekonomi nasional tetap terjaga," terang Agus melalui siaran pers, Rabu (9/5) malam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement