Senin 07 May 2018 17:50 WIB

Penganggur Indonesia Berkurang 140 Ribu Orang

Penganggur di kota masih lebih tinggi dibanding tingkat penganggur desa.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.
Foto: ANTARA
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, dalam setahun terakhir, jumlah penganggur di Indonesia berkurang 140 ribu orang pada Februari 2018. Hal itu sejalan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun menjadi 5,13 persen dari sebelumnya 5,77 persen pada Februari 2017.

"Dibanding setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 2,53 juta orang. Sedangkan, pengangguran berkurang 140 ribu orang," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (7/5).

BPS mencatat, penganggur di kota masih lebih tinggi dibanding tingkat penganggur desa. Pada Februari 2018, penganggur di kota sebesar 6,34 persen, sementara di desa sebesar 3,72 persen.

Suhariyanto menjelaskan, jumlah angkatan kerja pada Februari 2018 sebesar 133,94 juta orang atau naik 2,39 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Sebanyak 127,07 juta orang penduduk bekerja, sedangkan sebanyak 6,87 juta orang menganggur.

Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat pada Februari 2018 menjadi 69,2 persen. Angka itu menunjukkan peningkatan sebesar 0,18 persen poin dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki sebesar 83,01 persen, sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar 55,44 persen.

Struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada Februari 2018 masih didominasi oleh tiga sektor utama, yakni pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 30,46 persen; perdagangan sebesar 18,53 persen; dan industri pengolahan sebesar 14,11 persen.

Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2018 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah atau tingkat SMP ke bawah sebanyak 75,99 juta orang dengan komposisi sebesar 59,8 persen. Sementara itu, penduduk bekerja berpendidikan menengah atau SMA sederajat sebanyak 35,87 juta orang atau sebesar 28,2 persen. Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 15,21 juta orang atau 11,97 persen.

"Dalam setahun terakhir, persentase penduduk bekerja berpendidikan menengah meningkat dari 27,35 persen pada Februari 2017 menjadi 28,23 persen pada Februari 2018. Sementara, persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah turun sebesar 0,59 persen poin," ujar Suhariyanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement