Rabu 09 May 2018 10:58 WIB

Garuda Indonesia Pertimbangkan Lakukan Sekuritisasi Aset

Sekuritisasi akan dilakukan dalam rupiah untuk pendapatan dari rute-rute tertentu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury menjawab pertanyaan wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis, (12/4).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury menjawab pertanyaan wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis, (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sedang mempertimbangkan untuk melakukan sekuritisasi aset sebagai alternatif menghimpun pendanaan untuk menata ulang profil utang perseroan. "Kami siapkan sumber pendanaan lain selain penerbitan obligasi yakni sindikasi dan sekuritisasi tahun ini. Opsi pendanaan cukup banyak sehingga fokus kita bagaimana mendapatkan pendanaan yang lebih murah sambil memperbaiki struktur pendanaan kita," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury dalam paparan kinerja triwulan pertama 2018 di Jakarta, belum lama ini.

Pahala mengatakan sekuritisasi akan dilakukan dalam rupiah untuk pendapatan yang akan diperoleh dari rute-rute tertentu yang dinilai potensial bagi pasar. "Untuk di maskapai penerbangan, tentunya yang bisa dilakukan sekuritisasi adalah pendapatan yang berasal dari pendapatan masa datang untuk rute-rute tertentu yang memang dianggap paling potensial oleh market nantinya," katanya.

Pahala mengatakan, opsi sekuritisasi dilirik perseroan tanpa mengecualikan rencana penerbitan obligasi global yang disepakati maksimal sebesar 750 juta dolar AS. Para pemegang saham juga telah dimintai persetujuan terkait rencana penerbitan obligasi global pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) April lalu.

Garuda Indonesia memiliki obligasi yang akan jatuh tempo tahun ini sebesar Rp 2 triliun. Ada pun pada 2020, ada utang sebesar 500 juta dolar AS yang juga akan jatuh tempo. "Kami memanfaatkan kondisi dan pasar yang ada saat ini, kami melihat kemungkinan untuk mengurangi biaya-biaya pinjaman," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement