Rabu 25 Apr 2018 19:13 WIB

Terima KUR, UKM di Makassar Kian Mantap Kembangkan Usaha

Untuk mempercepat penyerapan KUR suku bunga diturunkan dari 9 persen menjadi 7 persen

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR)
Foto: republika/mardiyah
Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), khususnya di Kota Makassar merasakan manfaat adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR membuat pelaku UKM mampu mengembangkan usaha yang digelutinya.

Maimuddin (32 tahun) misalnya, seorang pelaku UKM di bidang produksi makanan ringan khas Makassar dengan label Dua Phinisi. Dia telah menjalankan usaha makanan ringan oleh-oleh khas Makassar Dua Phinisi sejak 2012.

"Semakin lama usaha saya semakin besar dan berkembang. Dan untuk lebih mengembangkan usaha ini saya mendapatkan KUR sebesar Rp 400 juta dari Bank BNI," katanya di sela-sela acara Pembekalan Tenaga Pendamping KUR di Kota Makassar.

KUR yang diperolehnya tersebut akan dipergunakan untuk mengembangkan usahanya, baik dari sisi produksi hingga pemasarannya. Di antaranya, akan dipergunakan untuk membeli kendaraan bermotor sebagai penunjang transportasi dan operasional sehari-hari, hingga memperluas sarana produksi di rumah. Hingga saat ini, Maimuddin sudah memiliki tenaga kerja produksi sebanyak lima orang, ditambah dua orang tenaga pemasaran dan satu orang supir.

"Dengan adanya KUR ini diharapkan usaha saya semakin meningkat, dari sisi kapasitas produksi juga jaringan pemasarannya," katanya.

Selain Maimuddin, ada juga pelaku UKM lain bernama Hendrawan (32 tahun) yang mendapat KUR sebesar Rp 500 juta dari Bank BRI. Lalu ada Fatmawati (35 tahun) yang mendapat KUR sebesar Rp 200 juta dari Bank Mandiri. Fatmawati yang sudah memiliki empat orang karyawan itu mengaku amat terbantu dengan adanya program KUR dalam mengembangkan usahanya.

"Jujur saja, bunga KUR 7 persen sangat murah, sehingga saya berani untuk mengambilnya. Cara dan prosedur mendapatkan KUR juga sangat mudah dan tidak mengalami kendala apa pun," ujar Fatmawati.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi Sulawesi Selatan Abdul Malik Faisal menjelaskan, kinerja penyaluran KUR di Sulsel pada 2017 sebesar Rp 5,07 triliun atau mencapai 98,8 persen dari rencana bisnis bank. Dengan jumlah debitur 207.861 UMKM. Sulsel juga termasuk salah satu provinsi yang menyalurkan KUR terbesar di Indonesia.

Sementara dari program Pendampingan KUR, di Sulsel telah tersalur sebesar Rp 22,3 miliar dengan jumlah pendamping sebanyak 22 orang yang mendampingi 1.030 usaha mikro dan kecil. Untuk 2018 ini, ia melanjutkan, target KUR di Sulsel sebesar Rp 5,3 triliun. Hingga Maret 2018, telah tersalur kurang lebih sebesar Rp 1,6 triliun dengan jumlah debitur 69.364 orang dan NPL 0,03 persen.

"Saya berharap, di tahun 2018 ini para Pendamping KUR harus lebih proaktif mencari nasabah usaha mikro dan kecil dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan UMK melalui KUR. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sulsel," kata Abdul.

Sementara itu Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati menegaskan, pendampingan sangat penting dilakukan. Alasannya karena tidak sedikit pelaku usaha mikro yang masih takut berhubungan dengan perbankan. Keterbatasan dalam menyiapkan hal-hal administratif yang dibutuhkan dalam pengajuan KUR juga menjadi alasan pelaku UKM enggan mengajukan KUR.

"Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah pusat untuk mempercepat realisasi penyaluran KUR, yakni bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan kegiatan pendampingan kepada UKM," kata Yuana.

Pemerintah pada tahun ini menargetkan alokasi penyaluran KUR sebesar Rp 120 triliun, lebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 110 triliun. Pemerintah mempunyai strategi untuk mempercepat penyerapan KUR, yakni dengan menurunkan suku bunga dari 9 persen menjadi 7 persen pertahun.

Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah dengan melakukan penambahan Bank Penyalur KUR, mengikutsertakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) sebagai penyalur KUR, dan mengikutsertakan koperasi sebagai penyalur KUR.  "Dengan semakin banyaknya channel penyalur KUR diharapkan realisasi penyalurannya dapat lebih mudah dan cepat", tukas Yuana.

Untuk diketahui, total realisasi KUR tahun 2017 senilai Rp 96,7 triliun kepada 4.086.971 debitur. Sedangkan realisasi penyaluran KUR tahun ini hingga akhir Maret 2018 sebesar Rp 31 triliun kepada 1,2 juta debitur. Rinciannya, KUR Mikro sebesar Rp 19,9 triliun, KUR ritel sebesar Rp 11 triliun dan KUR TKI sebesar Rp 66 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement