REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Pertamina persero melakukan RUPS Luar Biasa, di kantor Kementerian BUMN, Jumat (20/4). Pertamina memutuskan untuk mencopot, Direktur Utama PT. Pertamina, Elia Massa Manik. Lalu untuk sementara, posisi Direktur Utama kosong dan diisi pelaksana tugas, Nicke Widyawati.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Hary Sampurno menjelaskan keputusan pergantian direksi ini dilakukan agar Pertamina bisa melakukan tugas-tugasnya dengan cepat. Fajar menjelaskan, keputusan ini juga dibuat dengan persetujuan Dewan Komisaris.
"Ini juga dalam rangka persiapan holding migas, memang ini jadi satu kesatuan. Dengan direktur yang baru ini justru akan mempercepat proyek kilang RDMP, pengalihan TPPI, holding dan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat," ujar Fajar di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (20/4).
Fajar juga menjelaskan Pertamina sebagai induk dari holding migas juga perlu melakukan efisiensi dan perampingan direksi. Fajar menjelaskan, struktur yang baru tersebut membutuhkan kompetensi dari orang orang baru juga.
"Kunci disitu ada perubahan struktur dan nomenklatur, tadinya hanya satu marketing menjadi tiga yaitu marketing korporat, marketing ritel, dan infra supply chain. Jadi ada tiga struktur baru yang tadinya hanya satu," ujar Fajar.
Sedangkan dari sisi hulu migas dan pengolahan, kata Fajar, Dewan Komisaris merekomendasikan agar pihak pertamina bisa melakukan kajian yang lebih komperhensif. Hal ini membuat pihak komisaris membuat menjadikan satu dua hal tersebut.