Kamis 19 Apr 2018 21:16 WIB

BI Nilai Kenaikan Suku Bunga Acuan akan Kontraproduktif

BI mempertahankan suku bunga acuan pada April 2018.

Red: Nur Aini
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas keamanan melintas didekat logo Bank Indonesia (BI), Jakarta, Ahad (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan suku bunga acuan pada April dinilai akan kontraproduktif dengan momentum pertumbuhan ekonomi, meskipun tekanan eksternal semakin kencang menjelang kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS (Federal Reserve) pada Juni 2018.

Oleh karena itu Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan "7-day Reverse Repo Rate" pada level 4,25 persen, yang sudah berlangsung selama tujuh bulan terakhir, demikian disampaikan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur periode April 2018, Kamis malam (19/4).

"Kenaikan suku bunga akan 'overkill' dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang berlangsung," katanya.

Dody menyebutkan "penyesuaian" atau kenaikan suku bunga acuan saat ini tidak diperlukan, meskipun Bank Sentral terus menyoroti ketidakpastian di pasar keuangan global. "BI tidak merasa perlu melakukan penyesuaian suku bunga. Dengan perhatian stabilitas tetap terjaga, kita dorong pertumbuhan," ujarnya.

Bank Sentral merasa percaya diri mengelola risiko stabilitas terutama dari domestik. Dalam keterangan resmi hasil Rapat Dewan Gubernur, bahkan Bank Sentral tidak menyiratkan kekhawatiran terhadap inflasi meskipun harga minyak dunia terus naik, dan pada Mei, Indonesia akan memasuki tren konsumsi tinggi karena Ramadhan.

"Kita sudah merekam semua tekanan, dan kita masih yakin inflasi di 3,5 persen plus minus satu persen," ujar dia.

Dody juga mengatakan meskipun impor terus naik dan melebarkan defisit transaksi berjalan, besarannya masih dalam rentang yang sehat. Kenaikan impor membuat Bank Sentral optimistis ekspansi swasta terus melaju, karena mayoritas impor adalah bahan baku dan barang modal.

"Meskipun transaksi berjalan defisitnya meningkat, itu masih dalam proyeksi kita di 2,1-2,5 persen PDB. Kita tidak menginginkan kenaikan suku bunga yang justeru 'overkill' terhadap momentum pertumbuhan ekonomi," ujar dia.

BI memproyeksi pertumbuhan ekonomi 2018 akan di 5,1-5,4 persen (yoy), dan 5,1 persen di triwulan I 2018. Dengan tetapnya kebijakan suku bunga pada April 2018 ini, suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) juga tetap sebesar 3,5 persen dan penyediaan dana dari BI (Lending Facility) tetap sebesar lima persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement