Kamis 19 Apr 2018 11:35 WIB

Kemenhub Temui DPR Jelaskan Kronologi Pipa Bocor Balikpapan

Kemenhub menduga pipa patah akibat jangkar kapal yang tak sengaja melorot.

Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Wamen ESDM Archandra Tahar, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dan Dirut Pertamina Elia Massa Manik (dari kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/4).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri LHK Siti Nurbaya bersama Wamen ESDM Archandra Tahar, Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto, Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dan Dirut Pertamina Elia Massa Manik (dari kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, kawasan Teluk Balikpapan tercemar tumpahan minyak akibat patahnya pipa Pertamina. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menduga pipa ini patah akibat jangkar kapal yang melorot.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Agus H Purnomo, menjelaskan kronologi saat kapal berbendera Panama berada di lokasi dan membuat pipa milik PT Pertamina (Persero) bocor. "Kapal tiba di pelabuhan Balikpapan pukul 02.00 Wita dan bersandar di dermaga pukul 05.55 Wita. Mereka memuat batu bara, sampai 12.20 WITA. Sejumlah 14 ribu metrik ton. Lalu agen kapal mengajukan persetujuan berlayar, lalu selanjutnya, surat izin berlayar terbit pada pukul 12.47 Wita. Pada Jumat, mereka naik ke atas kapal pada pukul 20.30 Wita," kata Agus di DPR, Jakarta, Senin (16/4) lalu, seperti dalam siaran pers.

Kemudian, kata Agus, sekitar pukul 21.00 WIB, kapal mulai berlayar. Agus memperkirakan, saat berlayar tersebut, jangkar kapal melorot dan jatuh ke laut karena kondisi cuaca yang buruk. "Saran dari kami sambil menunggu pasang tertinggi, berlabuh jangkar, di kapal sekitarnya, dalam pelayaran ini, kapal ini diperkirakan, jangkarnya lolos. Kapal MV Ever Judger tanggal 30 Maret 2018 landing di Balikpapan dan sandar di PT Dermaga Prakasa. Kemungkinan terjadi miskomunikasi antara mualim dengan penjaga jangkar sehingga mengakibatkan jangkar melorot," tambahnya.

Lebih lanjut Bambang mengatakan awak kapal telah mengetahui bahwa di lokasi tersebut terdapat pipa gas milik Pertamina. Namun jangkar kapal itu, menurutnya, tak sengaja melorot sehingga membuat insiden ini terjadi.

Jangkar kapal ada dua di kanan dan kiri. Yang dipakai jangkar kiri. Sementara saat ini baru ditemukan ada serpihan seperti bekas benturan semen dan kawat. Namun masih menunggu laporan dari laboratorium forensik.

Agus menambahkan, pada Senin lalu, pipa telah diangkat dibantu oleh Pertamina. Sehingga pemeriksaan dapat dilakukan lebih menyeluruh.

"Sabtu pada pukul 06.00, ada tumpahan minyak. Ini kami lakukan pengecekan, pagi-pagi mereka patroli, terus ternyata ada ini (tumpahan minyak). Sumber belum diketahui tuh, nah, kami langsung hubungi Pertamina. Kami mengimbau kapal yang keluar masuk supaya hati-hati," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement