Jumat 13 Apr 2018 10:15 WIB

BI-Pemerintah Dorong Industri Berorientasi Ekspor

Pemerintah berupaya mendorong kembali sektor industri dalam negeri

Asisten gubernur kepala departemen kebijakan ekonomi dan moneter BI Dody Budi Waluyo (tengah) dan Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam media briefing rapat koordinasi (rakor) pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI di Batam, Kamis (13/4)
Foto: humas BI
Asisten gubernur kepala departemen kebijakan ekonomi dan moneter BI Dody Budi Waluyo (tengah) dan Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam media briefing rapat koordinasi (rakor) pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI di Batam, Kamis (13/4)

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bank Indonesia bersama pemerintah menggelar rapat koordinasi pusat-daerah (Rakor Pusda) yang ke-15 di Batam, Jumat (13/4). Rakor Pusda kali ini mengangkat tema "Pengembangan Industri Beriorentasi Ekspor Melalui Perluasan Akses Pasar dan Optimalisasi Kawasan Industri".

Asisten gubernur kepala departemen kebijakan ekonomi dan moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan Indonesia perlu loncatan besar agar bisa menumbuhkan lapangan kerja dan berpenghasilan tinggi. Langkah itu dicapai dengan industri manufaktur yang tumbuh pesat, tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik namun juga berorientasi ekspor. Dengan berorientasi ekspor maka bisa menyerap banyak tenaga kerja dan hasilkan devisa.

"Strateginya bisa melalui manufaktur berteknologi menengah tinggi, sedang maupun padat karya," ucap dia, di pada media briefing rapat koordinasi (rakor) pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI di Batam, Kamis (13/4).

Pada kesempatan yang sama, Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan sejak 2005 peranan sektor industri dalam negeri terus menurun. Hal ini bisa dilihat dari share sektor industri yang tak membaik hingga 2017. Sepanjang 2017, share industri terhadap Produk Domestik Bruto hanya sebesar 20,2 persen.

"kalau kita lihat suatu negara bisa berpendapatan tinggi dan tak terjebak di middle income country adalah dengan mendorong sektor industri lebih besar dari pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Hal ini pun, menurut dia, menjadi perhatian pemerintah untuk membangkitkan kembali sektor industri dalam negeri. Bila Indonesia tak mengembangkan setor industri maka ketergantungan bahan baku terhadap industri akan sangat tinggi. Sehingga daya saing industri RI jadi lebih rendah dalam pasar ekonomi global.

 

"BI dan Kemenko Perekonomian mengajak kementerian lainnya untuk memetakan permasalahan sebenarnya yang terjadi dan mempercepat sektor industri," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement