Rabu 11 Apr 2018 23:09 WIB

Kadin: Kunjungan Raja Salman ke RI Buka Spektrum Baru

Perdagangan RI dengan Saudi disebut mengalami peningkatan.

Raja Salman
Foto: EPA/LINTAO ZHANG/POOL
Raja Salman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Kadin Komite Timur Tengah - OKI Muhammad Bawazir menilai bahwa kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tahun lalu merupakan spektrum baru pada hubungan Indonesia dan Arab Saudi.

"Bisa dibilang era baru, karena kerja sama di sektor yang tadinya tidak populer seperti pariwisata misalnya, bisa bangkit lagi," ujar Muhammad di kediaman Duta Besar Arab Saudi di Jakarta, Rabu malam.

Ia mengatakan bahwa meski pun secara umum perdagangan Indonesia dengan negara lain mengalami penurunan, namun perdagangan antara Arab Saudi dan Indonesia justru mengalami peningkatan.

"Hampir 60 persen ekspor Indonesia ke kawasan Timur Tengah arahannya ke Arab Saudi. Jadi Arab Saudi ini seperti jangkarnya lah," pungkas Muhammad.

Terkait dengan kunjungan delegasi ekonomi dari Arab Saudi ke Indonesia, ia berharap hal tersebut bisa membawa perkembangan positif seperti yang diharapkan selama ini.

Meski belum ada target atau nilai pasti investasi yang akan disepakati kedua negara, namun telah dilakukan penandatanganan lebih dari 10 perjanjian perdagangan hampir di seluruh sektor kecuali teknologi, katanya.

"Memang belum ada nilai pastinya, namun saya optimistis kita akan berkembang, kan bisa dilihat dari nilai perdagangan yang melonjak. Makanya Kadin terus mendorong agar ada penambahan, termasuk di industri strategis seperti pesawat terbang atau lainnya," tutur Muhammad.

Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Usamah Al-Syu'aiby menyampaikan bahwa kunjungan delegasi ini untuk menindaklanjuti kunjungan Raja Salman tahun lalu serta untuk melihat lebih jauh sektor-sektor yang potensial untuk berinvestasi.

Sebelum kunjungan Raja Salman tahun lalu, nilai perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi hanya sekitar Rp48,3 triliun, namun pasca kunjungan melonjak hampir tiga kali lipat mencapai Rp124,2 triliun, katanya.

Selain investasi di bidang ekonomi pada umumnya, ia pun menyebutkan bahwa sektor militer, pertahanan, dan persenjataan juga termasuk dalam pertimbangan investasi Arab Saudi di dalam negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement