Selasa 10 Apr 2018 16:29 WIB

Pedagang: Saya Selalu Jual Bawang Putih Impor, Lokal tak Ada

Pedagang mengaku kekurangan pasokan bawang putih.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Teguh Firmansyah
Panen Perdana Bawang Putih. Petani memanen bawang putih di sentra baru pengembangan bawang putih, Desa Taman Sari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/3).
Foto: Republika/ Wihdan
Panen Perdana Bawang Putih. Petani memanen bawang putih di sentra baru pengembangan bawang putih, Desa Taman Sari, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pedagang bawang putih dari Pasar Induk Kramat Jati, Hajah Khairul mengaku selalu mendapatkan kiriman bawang putih impor. Selama ini, kata ia, tidak pernah menjual bawang putih lokal.

"Sampai hari ini saya belum pernah menjual bawang putih lokal dan saya tidak pernah terima. Barangnya tidak ada, yang katanya panen itu mana buktinya kami itu butuh bukti bukan ngomong aja," kata Khairul, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan perkumpulan pedagang bawang putih di komplek Parlemen Senayan, Selasa (10/4).

Sampai saat ini pun, jumlah bawang putih yang masuk kepadanya kurang dari kebutuhan. Ia mengaku dijanjikan mendapatkan tujuh kontainer setiap pekannya. Namun, pada kenyataannya hanya satu hingga tiga kontainer yang datang kepadanya.

"Alasannya karena pengurusan di bea cukai susah, kemudian lab-nya berbelit-belit. Semua kontainer harus dilab, tapi kebenarannya wallahualam. Sekali dateng yang saya dengar setiap minggu kisaran 60 sampai 100 kontainer tapi yang sampai ke sini tertunda-tunda kadang satu kadang dua, alasannya kapal delay," lanjut Khairul.

 

Baca juga, Fadli Desak Pemerintah Bongkar Kartel Bawang Putih.

 

Sementara itu, pedagang bawang putih dari Pasar Induk Kemang Bogor, Suparta mengatakan meskipun kekurangan pasokan barang, ia tetap tidak bisa menaikan harga. Ia takut apabila menaikan harga justru dianggap pedagang bermasalah.

"Kalau kita jual tinggi takutnya jadi gimana gitu kan seperti tahun kemarin jual tinggi dikira penjualnya enggak bener," kata Suparta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement