Senin 09 Apr 2018 18:49 WIB

Bima Ingin Bebas Pajak untuk Hotel Selama 2 Tahun Pertama

Waktu pengurusan izin usaha akan dipangkas dari 6 hari menjadi satu hari

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Budi Raharjo
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Kabupaten Bima menggelar seminar bertajuk
Foto: Humas Pemprov NTB
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Kabupaten Bima menggelar seminar bertajuk "Sakosa Tourism Investment Forum" yang digelar di atas kapal perang angkatan laut KRI Teluk Banten 516 di perairan Bima pada Senin (9/4).

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Kabupaten Bima menggelar seminar bertajuk "Sakosa Tourism Investment Forum". Uniknya seminar ini digelar di atas kapal perang angkatan laut KRI Teluk Banten 516 di perairan Bima pada Senin (9/4).

Seminar yang digelar selama sehari ini membahas peningkatan dan peluang investasi di bidang pariwisata Bima. Sekretaris Daerah NTB Rosiady Sayuti mengatakan, potensi pariwisata menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk berinvestasi melihat panorama alam, budaya, dan sejarah yang ada di beberapa destinasi wisata, khususnya di Kabupaten Bima.

Ros, sapaan akrabnya, menyampaikan selain kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika di Pulau Lombok, NTB memiliki dua segitiga kawasan pengembangan di Pulau Sumbawa yaitu Teluk Saleh, Moyo, Tambora (Samota) dan Sangiang, Komodo, Sape (Sakosa).

"Untuk mengembangkan kawasan tersebut dan menarik investasi pariwisata, peran pemerintah sangat penting. Sebab, akan mustahil bagi swasta mau berinvestasi kalau pemerintah sendiri tidak mampu memastikan perannya," ujar Ros dalam keterangan tertulis yang diterima //Republika// di Mataram, NTB, Senin (9/4).

Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri mengatakan, wilayah Bima memiliki potensi pariwisata yang sangat bagus untuk dikembangkan. Indah menyebutkan, tingginya frekuensi penerbangan dari dan menuju Bima menunjukkan tingginya minat wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata di Bima.

"Langkah awal dan komitmen pemerintah daerah selain memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi siapapun yang berkunjung, juga memberikan kemudahan bagi para investor yang akan menanamkan modal di Bima," ujar Indah.

Indah memaparkan, konektivitas pariwisata regional Bali, Lombok, Bima, dan Komodo diarahkan mendorong peningkatan fasilitas dan pelayanan yang saling mendukung, event atau kegiatan yang saling berkaitan, serta pengembangannya diarahkan kepada daya tarik dan perbedaan karakter masing-masing kawasan wisata.

Arahan kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten Bima dalam jangka pendek yaitu menyusun rencana pengembangan pariwisata daerah, menata sarana dan prasarana wisata dan fasilitas pendukung, menciptakan layanan paket wisata yang profesional serta melakukan promosi wisata yang efektif.

Sedangkan dalam jangka panjang, lanjut Indah, mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sumber perekonomian masyarakat dan sumber PAD.

Indah juga menjelaskan, Kabupaten Bima memiliki 120 lokasi objek wisata, 6 zonasi pengembangan, dan 3 kawasan unggulan. Untuk pengembangan kawasan tersebut, pemerintah menyediakan dukungan paket kebijakan yang mencakup penerapan perijinan satu atap melalui DPMPTSP, di mana waktu pengurusan izin dari enam hari menjadi satu hari serta dukungan kepada maskapai penerbangan.

"Rencana lainnya adalah penerapan tax holiday atau bebas pajak hotel dan restoran selama dua tahun pertama beroperasi," lanjut Indah.

Di samping Itu, kata Indah, penyediaan tenaga listrik dan jaringan air bersih di wilayah strategis juga menjadi upaya penting yang akan dilaksanakan serta peningkatan infrastruktur jalan lingkar utara dan Lingkar selatan dilaksanakan sejalan dengan pengembangan jaringan seluler yang sudah menjangkau seluruh wilayah.

"Pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Bima bukannya tanpa halangan. Saat ini beberapa kendala yang masih dihadapi adalah belum dikelola secara optimal potensi yang ada, di samping fasilitas pendukung yang relatif masih perlu ditingkatkan, termasuk kapasitas infrastruktur listrik, air minum, sarana jalan dan fasilitas pendukung," kata Indah.

Indah menyampaikan, aspek lain yang menjadi perhatian ialah keamanan dan kenyamanan daerah yang memerlukan dukungan dan keterpaduan kebijakan pengembangan pariwisata.

Seminar tersebut juga menghadirkan narasumber dari Asdep bidang Investasi Pariwisata Kementerian Pariwisata RI, Komandan Gugus Tempur Armada Timur Angkatan Laut Laksamana Muda Rachmad Jayadi didampingi Dan Lanal Mataram, Kepala Bappeda Provinsi NTB, Kepala BKPM Provinsi NTB. Seminar dihadiri Pejabat Kota dan kabupaten Bima dan diselenggarakan dengan sistim Joy Sailing yaitu seminar dilaksanakan sambil KRI Berlayar menuju Asa Kota dan Sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement