REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar Cina untuk Amerika Serikat (AS) Cui Tiankai mengatakan, Pemerintah Cina membuka ruang negosiasi untuk menyelesaikan perang dagang yang dimulai oleh AS. Hal itu disampaikannya setelah dia melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS John Sullivan selama kurang lebih satu jam. "Negosiasi masih akan menjadi preferensi kami. Kami akan melihat apa yang akan dilakukan oleh AS," ujar Cui dilansir Reuters, Kamis (5/4).
Cui mengatakan, pertemuan dengan Sullivan tidak hanya membahas tentang perdagangan saja. Namun juga hubungan kedua negara secara keseluruhan. Cui menggambarkan bahwa hubungan Cina dan AS saat ini sangat komprehensif dan kompleks. "Kami membahas hubungan secara keseluruhan, termasuk aspek perdagangan," ujar Cui.
Pertemuan antara Cui dan menteri luar negari AS sudah dirancang sebelum Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor senilai 60 miliar dolar AS terhadap produk Cina. Seorang pejabat perdagangan AS mengatakan, Pemerintah AS kemungkinan akan terbuka untuk negosiasi untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan dalam perdagangan. Namun dia menolak memberikan rinciannya secara detail.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan, AS dan Cina telah membahas untuk mengembalikan hubungan ekonomi yang adil dan seimbang. Mengingat, AS dan Cina merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia. "Kedua belah pihak sepakat tentang pentingnya mencapai hubungan AS-Cina yang konstruktif dan menghasilkan sebuah kesepakatan yang penuh makna," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Pada 20 hingga 22 April 2018 akan diadakan pertemuan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington. Pertemuan akbar ini dinilai dapat menjadi peluang bagi AS dan Cina untuk melakukan negosiasi tahap awal.