REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Damri pada tahun 2018 akan menambah 55 unit bus baru dalam rangka revitalisasi bisnis untuk memperkuat armada yang sudah ada saat ini sebanyak 2.200 unit. Revitalisasi armada Damri merupakan bagian dari program yang harus dijalani perusahan untuk menjaga tingkat keamanan dan kenyamanan angkutan.
"Penambahan bus baru sebanyak 55 unit pada 2018 sudah masuk dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) dimana diperkirakan mendatangkan hingga 100 unit sampai tahun 2019," kata Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha, Perum Damri, Tatan Rustandi, di Terminal Damri Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/4).
Ia mengatakan, investasi yang disediakan untuk pengadaan 55 bus diperkirakan mencapai sekitar Rp 90 miliar. "Perusahaan terus melakukan rekondisi bus, sehingga angkutan yang digunakan masyarakan lebih aman dan nyaman karena memiliki performa mesin yang terjaga," ujarnya.
Pengadaan bus baru akan menambah jumlah armada Damri yang saat ini mencapai sekitar 2.200 unit yang beroperasi di 60 wilayah kantor cabang Damri dari Sabang hingga Merauke. Meski begitu, ia menambahkan, selain menambah baru, perusahaan juga melakukan rekondisi atau perawatan bus yang ada, termasuk melakukan afkir bus yang sudah berusia tua karena tidak layak lagi digunakan.
Prioritas penggunaan bis baru diutamakan untuk mengisi rute-rute bandara di sejumlah wilayah dan untuk keperluan bus pariwisata. "Layanan Damri bandara merupakan salah satu bisnis inti perusahaan yang paling menguntungkan, kemudian bis pariwisata," ujarnya.
Ia pun mengaku bahwa Damri memiliki siklus bisnis yang menguntungkan dibanding industri lainnya, karena bus yang digunakan bisa disesuaikan dengan usia kendaraan. "Bus baru usia 0-5 tahun dikerjasamakan dengan Angkasa Pura, setelah itu bisa kita gunakan untuk layanan lain, memasuki usia 10 tahun direkondisi untuk angkutan logistik," ujarnya.
Damri menjalankan usaha nonkomersial dengan melayani rute perintis sebagai penugasan negara sebanyak 40 persen dan sebanyak 60 persen usaha komersial. Saat ini, Damri juga telah melayani perbatasan negara seperti rute Pontianak-Kuching, Malaysia, dan dalam waktu dekat segera mengoperasikan rute perbatasan Atambua di Kabupaten Belu, NTT menuju kota Dili, Timor Lester.